Bersama dengan kebebasannya, datang pula kemuliaan bagi Bilal. Ketika Rasulullah Saw hijrah dan menetap di Madinah, beliau mensyariatkan azan sebagai panggilan untuk melakukan salat. Siapakah kiranya yang akan menjadi muazin untuk salat lima waktu? Siapa kiranya yang suara takbir dan tahlilnya akan berkumandang ke seluruh pelosok?
Pada hari itu, Rasulullah memilih Bilal sebagai muazinnya, sebagai muazin Islam yang pertama. Dan dengan suaranya yang merdu dan empuk, diisinya hati setiap muslim dengan keimanan dan telinga dengan keharuan, sementara seruannya menggemakan:
"Allahu Akbar. . . Allahu Akbar Allahu Akbar ... Allahu Akbar Asyhadu allailaha illallah
Asyhadu allailaha illallah
Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah Hayya 'alas shalah
Hayya 'alas shalah
Hayya 'alal falah
Hayya alai falah
Allahu Akbar.. . Allahu Akbar La ilaha illallah. . . "
Sandal Emas Firaun di Neraka, Terompah Bilal di Surga
Sungguh pun kepribadian Bilal layak mendapat pujian yang memang ia pantas mendapatkannya. Namun keagungan Islam membawa Bilal untuk selalu rendah hati.Â
Laki-laki yang berkulit hitam, kurus kerempeng, tinggi jangkung, berambut lebat dan bercambang tipis --- sebagaimana dilukiskan oleh ahli-ahli riwayat --- akan menundukkan kepala dan memejamkan mata, serta dengan air mata mengalir membasahi pipinya, akan berkata: "Saya ini hanyalah seorang Habsyi, dan kemarin saya seorang budak belian!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!