Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Aktivitas Ramadanku di Rumah Aja Menemani Ibu yang Terkena Demensia

27 April 2021   08:44 Diperbarui: 27 April 2021   09:02 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di saat sebagian orang bingung memikirkan apa yang harus dilakukan ketika di rumah aja, aku bersyukur punya banyak aktivitas. Selain menulis, rutinitas harianku selama hampir setahun belakangan ini adalah menemani dan merawat ibu mertua di rumah.

Sejak pandemi Covid-19, aku memang lebih banyak di rumah saja. Berbagai kegiatan pelatihan yang sudah dijadwalkan terpaksa dibatalkan. Situasi pandemi membuat pelatihan yang biasanya diselenggarakan tempat-tempat pertemuan tidak bisa lagi dilakukan. 

Ketika Ibu Mendadak Pikun

Ketika aku dan istriku tidak lagi mencari nafkah di luar, satu peristiwa membuat jalan takdir kami berubah. Ibu mertuaku mendadak pikun. Ya, tanpa ada pemicu apa pun, ibu terkena dimensia parsial.

Sebenarnya, hal ini sudah lama diingatkan oleh dokternya. Menurut dokter, ingatan ibu semakin berkurang karena efek obat-obatan yang rutin dikonsumsi ibu. Sejak bertahun-tahun yang lalu, ibu mertuaku menderita diabetes dan beberapa penyakit dalam lainnya akibat komplikasi kanker payudara yang pernah dideritanya.

Akibat demensia parsial, memori ibu bercampur baur, antara yang lama dan yang baru. Ibu memang masih bisa mengingat anak cucunya atau tetangga sekitar rumah. Tapi, seringkali peristiwa-peristiwa yang sudah lama terjadi mampir kembali di memori otak seolah peristiwa itu baru saja terjadi. 

Dari Mengajak Pindah Hingga Kerja di Sawah

Tak hanya itu, ibu juga sering membayangkan omongan orang lain atau peristiwa yang terjadi pada orang lain seolah terjadi pada dirinya sendiri. Misalnya, suatu ketika ada tetangga satu gang yang pindahan. Ibu yang melihat ada mobil pick up membawa banyak perabot rumah tangga mengira yang sedang pindah itu dirinya.

Jadinya, ketika memori itu kembali, ibu selalu bertanya kapan pindah. Masih mending kalau cuma bertanya, yang cukup membuat aku dan istriku kesal, sekaligus kasihan adalah ibu sering memindahkan barang-barang ke luar rumah. Alasannya karena ingin pindah!

Dan kegiatan memindahkan barang-barang itu dilakukan ibu di malam hari, saat aku dan istriku sudah tidur. 

Suatu kejadian pula, seorang teman istriku yang sedang mampir ke rumah bercerita mengajak anaknya liburan di desa melihat sawah. Mungkin karena mendengar cerita tersebut, suatu ketika ibu ngotot pingin ke sawah.

Kami pun bingung, mau apa ke sawah?

"Mau lihat orang kerja", kata ibu.

Syukurlah, ada teman yang punya lahan kosong yang ia manfaatkan untuk bercocok tanam. Meski lokasinya cukup jauh, aku dan istriku akhirnya mengajak ibu untuk jalan-jalan ke sawah, melihat orang kerja. 

Aktivitas Ramadan di Rumah Aja Menemani Ibu Mertua

Kejadian-kejadian seperti itu sudah menjadi rutinitas harianku hingga Ramadan kali ini. Jadinya, aktivitas Ramadan lebih banyak kulakukan di rumah aja, menemani dan merawat ibu yang terkena demensia cukup parah.

Aku berpikir, mungkin ini bentuk keadilan dari Allah Swt. Penyakit demensia ibu mertuaku memuncak tatkala situasi pandemi membuat diriku tidak bisa mencari nafkah di luar. Seolah Allah menitipkan sementara ibu mertuaku untuk dirawat, hingga kelak Allah memanggilnya.

Sekalipun sering merasa kesal dengan ulah ibu yang "di luar normal", aku tak pernah menyesal. Bagiku, merawat orangtua selagi kesempatan itu masih ada merupakan anugerah terbesar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun