Internet telah meledak, dan sekarang ada jutaan situs web dan milyaran halaman yang dapat dicari. Saat semua orang menyertakan semua gambar, dokumen, dan kombinasi halaman -- itu artinya berurusan dengan jumlah yang sangat besar: seperti googol. Inilah filosofi dari nama googol.
Akibat Salah Eja, Nama Google pun Tercipta
Dua sahabat ini lalu pindah ke garasi milik Susan Wojcicki, yang kelak menjadi CEO YouTube di Menlo Park, California. Larry Page kemudian mendaftarkan nama googol sebagai nama domain. Namun, sebuah insiden kecil akhirnya mengubah jalannya sejarah.
"Brin, apa nama mesin telusur yang akan kita daftarkan nama domainnya ini?" tanya Larry Page kepada Sergey Brin.
"Googol. Memangnya kenapa Page?"
"Bagaimana mengejanya, Brin?"
"Yaelah, masak mengeja kata googol saja tidak bisa. G-o-o-g-o-l," jawab Sergey Brin sedikit kesal.
Terdiam sejenak, Larry Page kemudian berkata,
"Maaf ya Brin. Waktu mendaftarkan nama domainnya, aku salah eja. Yang kutulis di formulir pendaftaran tadi G-O-O-G-L-E, bukan GOOGOL."
Ya, karena salah eja, nama mesin telusur itu pun berubah menjadi Google, bukan Googol seperti yang dimaksudkan semula. Namun, justru akibat insiden salah eja ini Larry Page dan Sergey Brin menuai kesuksesan yang luar biasa.
Pada periode awal tahun 2000-an, mesin pencari internet identik dengan Yahoo. Saat itu, Google hanya sekedar "remah-remah kecil biskuit". Namun berkat algoritma PageRank serta namanya yang unik , Google dengan cepat menjadi mesin pencari yang populer. Bahkan saking saktinya PageRank, Google menjadi pemasok utama mesin telusur Yahoo.
Google, adalah kata yang awalnya tidak ada. Nama Google juga terlihat lebih bagus, mudah diketik, dan sebagai kata baru, mengesankan.