Kaesang sepertinya tidak terlalu khawatir dengan potensi konflik kepentingan yang dapat terjadi. Tekadnya sudah pasti, membawa Persis Solo promosi ke Liga 1, kasta tertinggi sepakbola Indonesia.
"Komitmen dari saya, Persis Solo Liga 1 harga mati," ujar Kaesang dikutip dari Bolasport, Sabtu (20/3).
Bila tekad itu terpenuhi, kelompok suporter Pasoepati yang selama ini setia mendukung Persis Solo niscaya akan mengalami dilema, dan mungkin pula bakal terbelah dua. Pasalnya, di Liga 1 sudah ada klub Bhayangkara Solo FC yang baru saja memilih Solo sebagai home base-nya.
Perpindahan ini bahkan mendapat dukungan dari walikota Solo yang baru terpilih, Gibran Rakabuming, yang tak lain kakak Kaesang Pangarep. Secara khusus, Gibran meminta Pasoepati bersedia mendukung Bhayangkara Solo FC.
Politik Dinasti di Sepakbola Indonesia?
Sampai sekarang, Kaesang Pangarep maupun Erick Thohir sendiri tidak mengungkapkan apa yang mendasari mereka mengakuisisi Persis Solo, di saat kompetisi sepakbola Indonesia terhenti akibat pandemi. Saya yakin, motivasinya bukan perkara bisnis belaka. Menjadi pemilik klub di Indonesia itu harus siap merugi karena siapa pun tahu, tidak ada klub sepakbola Indonesia yang bisa mendapat keuntungan besar dari sepakbola. Bahkan hampir semua manajemen klub menggantungkan biaya operasional selama menjalani kompetisi dari subsidi PSSI dan sponsor.
Apakah Kaesang dan Erick Thohir hendak membawa politik dinasti ke kancah sepakbola tanah air, atau hanya menjadikan Persis Solo sebagai kendaraan politik Kaesang? Waktu yang akan menjawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H