Saking semangatnya kita menyebutkan aib-aib orang lain dengan dalih nasihat, kita jadi buta dan tidak menghargai kebaikan-kebaikannya. Saking semangatnya membicarakan aib orang lain, kita lupa dengan aib sendiri yang sudah ditutupi oleh-Nya.
Saat membicarakan aib orang lain, kita seolah menjadi manusia suci tanpa cela. Padahal, mungkin saja aib dan dosa kita lebih banyak dari orang yang kita bicarakan tersebut.
Kita sendiri juga membutuhkan nasehat. Amal ibadah kita juga tak lengkap dan banyak kurangnya. Kebaikan yang sudah kita lakukan mungkin bisa dihitung dengan jari, sementara keburukan yang pernah kita lakukan sudah tak terhitung jumlahnya dan masih sering kita lakukan.
Agama ini adalah Nasehat.
Tugas kita adalah saling menasehati, tetapi tetap tak lupa untuk terus memperbaiki diri.
Tugas kita adalah saling mengingatkan, tetapi tetap tak lupa bahwa kita juga memiliki cela dan aib.
Jangan menasehati dengan rasa tinggi hati, jangan menasehati dengan rasa paling bersih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI