Apakah perlu, bila di setiap buku cerita fiksi, buku pelajaran yang memuat cerita-cerita, dicantumkan disclaimer seperti yang ada di film dan sinetron:
Cerita ini hanya fiksi belaka. Bila ada kesamaan nama, lokasi maupun jalan cerita, itu hanya kebetulan yang tidak disengaja.
Justru, yang harus dipertanyakan adalah apa motif dibalik pelaporan tersebut? Tak mungkin ada asap jika tidak ada api. Tak mungkin Forum Wali Murid Jawa Tengah melaporkan penerbit Tiga Serangkai hanya karena nama Ganjar, jika tidak ada motif tersembunyi.
Hal-hal semacam ini sebetulnya yang membuat kita rakyat yang waras bisa menangis darah karena hidup di Indonesia belakangan ini. Bagaimana tidak? menulis nama yg kebetulan sama pun dilaporkan ke polisi. Kalau setiap persoalan sepele yang tidak merugikan hajat hidup orang banyak dilaporkan ke polisi, bagaimana kita bisa hidup normal?
Sudah saatnya kita hentikan sikap lopar-lapor, hanya karena persoalan sepele. Mari kita belajar menyikapi segala sesuatu dengan bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H