Hujan pun akhirnya tak malu lagi untuk turun ke bumi. Sepanjang hari, dari pagi hingga malam, rintik hujan terus mengguyur kota Malang.
Sudah seminggu ini matahari di Kota Malang enggan menampakkan diri.Sungguhpun kadang merepotkan karena kalau keluar kita harus mengenakan jas hujan, aku menyenangi musim penghujan. Aku sangat gembira dengan kedatangannya karena tak perlu repot harus menyirami tanaman-tanaman yang mulai mengering.
Di luar itu, ada satu hal lagi yang membuatku selalu menantikan kedatangan hujan.
Bukan karena dia membawa kenangan dengan sang mantan. Bukan pula karena dia mampu membawa suasana yang mendukung terciptanya puisi-puisi yang menyayat hati. Aku selalu menantikan datangnya hujan karena dengan begitu aku bisa merasakan aroma khas hujan yang segar.
Kamu pernah merasakannya juga bukan? Ketika tetes demi tetes air hujan yang turun dari langit membasahi bumi, aroma itu langsung menyebar dan menyergap hidung. Begitu segar hingga semangat yang sebelumnya pudar bisa bangkit kembali.
Petrichor, Aroma Khas Hujan yang Segar
Bau hujan yang segar ini, dalam bahasa ilmiah disebut "petrichor", dari kata Yunani "petra" yang artinya "batu" dan "ichor", yang mengacu pada cairan yang mengalir seperti darah di pembuluh darah para dewa mitologi Yunani.
Petrichor terbentuk karena perpaduan tiga komponen:
- Senyawa yang disekresikan oleh bakteri penghuni tanah,
- Minyak nabati dari beberapa tanaman
- Ozon.
Di dalam tanah, terdapat bakteri bernama Actionobacteria. Bakteri penghuni tanah ini mengeluarkan senyawa organik yang disebut geosmin. Senyawa ini bertanggung jawab atas aroma tanah (earthy) dan rasa bit yang bersahaja.
Ketika musim kemarau, Actionobacteria menghasilkan spora sebagai mekanisme mereka untuk bertahan hidup. Nah, dari spora inilah keluar senyawa geosmin.
Ketika tetes air hujan mendarat di tanah, spora-spora dari Actionobacteria yang membawa senyawa aromatik geosmin terpental ke udara. Akhirnya, senyawa aromatik itu pun terhirup oleh kita.
Bau khas hujan yang ditimbulkan senyawa geosmin ini paling sering muncul saat hujan turun untuk pertama kalinya, dalam beberapa saat. Ingat kan bagaimana aroma khas yang timbul ketika tanah yang kering kemudian tersiram air? Setelah beberapa saat, aroma khas itu pun menghilang.
Selain karena adanya senyawa aromatik geosmin, petrichor atau bau khas hujan yang segar juga timbul karena adanya minyak nabati yang sudah disekresi. Beberapa tanaman mengeluarkan minyak selama musim kemarau, dan saat hujan, minyak ini dilepaskan ke udara.
Bau khas hujan juga dapat kita cium sebelum tetesan airnya jatuh ke bumi. Mengapa bisa begitu?
Ketika awan hujan memadat, muatan listrik di dalamnya dapat memecah molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer. Pecahan molekul ini kemudian bergabung kembali membentuk oksida nitra (NO) yang kemudian berinteraksi dengan bahan kimila lain di atmosfer untuk menghasilkan ozon, yang memiliki bau tajam yang samar-samar mirip dengan bau klorin. Akhirnya, angin yang menggiring awan hujan membawa ozon itu turun dari awan kemudian masuk ke lubang hidung kita.
Nah, sekarang kamu tahu apa nama dan penyebab aroma khas hujan yang segar dan kuat hingga bisa membangkitkan semangat kita? Makanya, jangan sering mengutuk hujan. Bagaimanapun juga, hujan itu rahmat dari Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H