Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

10 Artikel Terbaik Himam Miladi Tahun 2020 di Kompasiana

5 Januari 2021   09:45 Diperbarui: 5 Januari 2021   09:55 2037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari ratusan artikel yang sudah kutulis dan ditayangkan di Kompasiana sepanjang 2020, ada 10 artikel yang menurutku terbaik (ilustrasi diolah pribadi)

Tahun 2020 adalah tahun yang paling sulit selama masa hidupku. Pandemi Covid-19 membuat segala lini kehidupan manusia berjalan tidak normal.

Produktivitas menurun drastis, yang otomatis juga ikut menguapkan sebagian besar penghasilan kita semua. Kecemasan dan kekhawatiran seolah selalu mengikuti ke mana pun kita melangkah.

Meski begitu, pandemi Covid juga membuat kita memiliki lebih banyak waktu luang. Ketersediaan waktu yang bertambah banyak ini juga berarti membuat tahun 2020 adalah tahun membaca, menulis, dan wacana internet penting di tengah pembatasan sosial yang meluas.

Aku bersyukur bisa melalui tahun 2020 dengan kondisi fisik dan mental yang sehat. Di luar itu, aku juga sangat bersyukur tahun 2020 bisa kulalui dengan produktif dalam hal menulis.

Sepanjang tahun 2020 aku sudah menulis lebih dari 450 artikel  yang khusus kutayangkan di Kompasiana. Temanya beragam, mulai dari kesehatan hingga fiksi.

Dari ratusan artikel tersebut, ada 10 artikel yang menurutku terbaik. Terbaik di sini bukan berarti artikel itu dibaca banyak orang. Melainkan artikel itu kuanggap berkualitas, baik dari segi cara penyampaiannya, isi kontennya, data dan fakta yang disajikan maupun argumentasinya yang minim keraguan.

Tanpa perlu mengulur waktu lagi, berikut 10 artikel terbaik Himam Miladi sepanjang tahun 2020 yang diterbitkan di Kompasiana:

Tips Membuat Microblogging Keren di Instagram

Di awal tahun 2020, aku menulis tips microblogging di Instagram. Ide artikel ini muncul setelah aku membaca artikelnya Listhia H Rahman tentang tutorial membuat video narasi pendek yang diunggah di akun instagramnya.

Artikel ini kuanggap terbaik karena penjabaran temanya sangat lengkap, mulai dari penjelasan mengenai microblogging, alasan microblogging menjadi tren di media sosial hingga tutorial membuat microblogging di Instagram menggunakan aplikasi Canva.

Belajar Arti Deliberasi dari Legenda NBA Kobe Bryant

Awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan berita tewasnya legenda basket NBA Kobe Bryant dalam kecelakaan helikopter. Pebasket berusia 41 tahun itu tewas bersama putri keduanya, Gianna Maria Onore.

Sekalipun bukan penggemar basket, aku cukup mengenal nama Kobe Bryant. Bersama nama-nama lain yang "seangkatan" seperti Michael Jordan hingga Hakeem Olajuwon. Artikel ini bukan obituari untuk Kobe Bryant, melainkan sepenggal pelajaran dari sekelumit kisah hidup Kobe Bryant yang menurutku cukup menarik.

Sebuah pelajaran tentang arti deliberasi yang mengantarkan Kobe Bryant menjadi salah satu legenda basket NBA paling terkenal sepanjang sejarah.

Jadilah "Coronapreneur" Seperti Sir Isaac Newton

Lockdown atau karantina?

Awal pandemi Covid-19 memunculkan perdebatan sengit di kalangan elit pemerintahan, lockdown atau karantina? Apapun istilahnya, yang jelas sejak pandemi Covid-19 muncul pergerakan kita menjadi terbatas.

Kondisi yang serba terbatas membuat kita seringkali berpikir produktivitas dan kreativitas kita juga ikut terbatas. Namun, pengalaman karantina yang pernah dialami Sir Isaac Newton ini memberi bukti bahwa keterbatasan bukan akhir dari segalanya. 

Sir Isaac Newton memberi contoh pada kita bagaimana kreativitas itu bisa mencapai puncak justru saat dirinya berada dalam kondisi serba terbatas. Perubahan tiba-tiba pada ritme zaman kita, dan keterasingan yang dipaksakan, dapat melepaskan imajinasi dan daya cipta kita dengan cara-cara yang mungkin mustahil di bawah keadaan biasa.

6 Alasan Pembelajaran Online Sulit Diterapkan di Indonesia

Tahun 2020 mungkin akan diingat sebagai tahun yang mengerikan bagi para peserta didik. Di tahun itu, para siswa sekolah hingga mahasiswa mengawali tahun ajaran baru dengan pembelajaran jarak jauh. Di tahun itu, para siswa yang semestinya bisa merayakan kelulusan dengan gembira, harus gigit jari karena momen pesta kelulusan mereka mendadak sirna.

Tahun 2020 adalah tahun belajar online. Remote Teaching, Distance Learning, Learning from Home atau apapun istilah kerennya untuk menyebut proses belajar mengajar  yang tidak ada tatap muka dan kontak fisiknya.

Belajar online online bukannya tidak mungkin bisa diterapkan. Tapi proses ini menjadi sulit diterapkan di Indonesia karena ada banyak alasan yang tidak memiliki solusi langsung. Meski begitu, janganlah mengingat tahun 2020 sebagai tahun di mana kita kehilangan sekolah. Tetapi sebaliknya, ingatlah 2020 sebagai "tahun ketika kita mulai belajar mengajar secara online."

3 Langkah Memperbaiki Estetika Tulisan

Menurutmu, apakah artikel ini menarik?

Kalau jawabanmu iya, apa yang membuat artikel ini menarik?

Konten (isi), atau tampilannya?

Apakah isinya bagus, tapi tampilannya berantakan? Atau isinya biasa saja, tapi caraku menyajikan secara online begitu bagusnya?

Pertanyaan-pertanyaan yang kuajukan di atas adalah cara mengetahui estetika tulisan. Sama seperti saat kamu memilih makanan. Meski rasanya enak tapi kalau cara penyajiannya berantakan, tentu seleramu berkurang atau malah hilang. Dengan kata lain, sesuatu bisa dinikmati dengan enak kalau mengandung nilai estetika yang baik.

Dalam artikelku ini, aku membahas masalah estetika tulisan, bagaimana sebuah tulisan itu enak dibaca (dan perlu). Dalam memperbaiki estetika tulisan agar banyak orang mau membacanya, kamu hanya perlu melakukan 3 langkah. Aku pribadi suka proses menulis, tak hanya merangkai kata-katanya, tapi sekaligus proses menyajikannya. Ini adalah seni menulis yang tidak banyak diketahui dan dihargai.

Tidak Semudah itu Menghasilkan Uang dari Tulisan

"Kak, kalau menulis di Kompasiana bisa dapat uang ya?" tanya seorang gadis muda di perpesanan Instagram.

"Iya, ada program namanya K-Rewards. Jadi kalau menulis di sana nanti bisa mendapatkan reward berupa uang."

"Bagaimana caranya kak?"

"Bla bla bla..."

Banyak generasi calon blogger terbaru datang dengan penuh dengan semangat, sekaligus ketidaksabaran. Akibat banyaknya bahan bacaan yang mengatakan "cara mudah menghasilkan uang dari blog" atau "cara mengubah tulisan menjadi cuan", mereka terlalu bersemangat dan menganggap formula untuk bisa menjadi blogger yang sukses itu dapat mereka terapkan. Mereka menganggap bahwa blogging dan menulis adalah cara terbaik untuk menghasilkan uang bagi banyak orang.

Padahal, formula itu tidak berlaku untuk semua orang. Tidak semua orang akan sukses menjadi blogger atau penulis konten. Tidak semudah itu menghasilkan uang dari tulisan. Tidak benar bahwa siapa pun dapat menjadi blogger yang sukses secara finansial hanya dengan kemauan atau keinginan saja.

4 Alasan Pagi Hari Waktu yang Tepat untuk Menulis

Kapan waktu yang tepat untuk menulis?

Setiap orang tentu punya waktu produktif masing-masing. Ada yang bisa menulis setiap saat. Ada yang hanya bisa produktif menulis jika dirinya menjadi Batman, aktif di malam hari. Bagiku, waktu paling produktif dan paling tepat untuk menulis adalah di pagi hari.

Ternyata, bukan hanya diriku saja yang merasa pagi hari adalah waktu yang tepat untuk menulis. Banyak penulis dunia lainnya juga memiliki rutinitas yang sama.

Artikelku ini mengungkap beberapa penulis dunia yang merasa produktif menulis di pagi hari. Sekaligus alasan mengapa pagi hari adalah waktu yang tepat untuk menulis. Penting untuk diingat, ini bukan tentang waktu di jam, tetapi menemukan kantung waktu yang tepat ketika pikiran kita aktif tetapi dunia di sekitar kita tenang dan bebas dari gangguan.

Romantisme Ibrahim dan Hajar Memaknai Ulang Arti Keikhlasan

Apa sih ikhlas itu?

Selama ini, kita selalu menafsirkan "ikhlas" dengan tidak mengharapkan jerih-payah terhadap amal perbuatan. Kita juga kerap mengartikan kata "ikhlas" dengan mengetahui lawan katanya, yakni riya dan sum'ah. Ingin pamer dan berhasrat mendengar pujian orang. Dalam bahasa singkatnya, rekayasa perbuatan. Orang yang merekayasa perbuatannya, maka orang itu tidak ikhlas.

Melalui kisah perpisahan Nabi Ibrahim a.s dan istrinya Hajar dalam artikel ini, kita bisa memaknai ulang apa arti keikhlasan. Benarkah selama ini kita ikhlas? Atau ternyata apa yang kita anggap ikhlas itu ternyata berbuah pengharapan lain?

Membedah Psikologi Warna dari Logo Brand Ternama

Ternyata, ada alasan khusus mengapa brand-brand ternama memakai warna tertentu dalam logo mereka. Selain punya falsafah di balik penciptaan logonya, masing-masing warna dari logo tersebut juga mewakili tujuan psikologi yang berbeda.

Mereka sadar bahwa setiap penjualan seringkali didasarkan pada emosi dan perasaan umum yang timbul karena warna.  Mereka menggunakan psikologi warna untuk mempengaruhi pelanggan dalam mengambil keputusan pembelian.

Artikel ini mengulas arti warna dari berbagi logo brand ternama, sekaligus efek psikologinya bagi pelanggan.

Misteri Hilangnya Hari Ahad yang Diganti Minggu

Kakek nenek kita dulu hanya kenal hari Ahad. Sekarang kita mengenalnya sebagai hari Minggu. Sejak kapan nama Ahad berganti Minggu?

Ada banyak teori yang mengiringi misteri hilangnya Ahad yang kemudian diganti Minggu. Lewat artikel ini, aku mengajak pembaca menelusuri awal mula pemakaian kata Ahad hingga kemudian muncul kata Minggu yang menggantikannya. Apakah kemudian hari Ahad tidak digunakan lagi? Silahkan dibaca artikelnya.

***

Nah, itu tadi 10 artikel terbaik milikku yang sudah kutayangkan di Kompasiana sepanjang tahun 2020. Bagaimana denganmu? Kamu punya pilihan artikel terbaik versimu sendiri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun