Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kembali Belajar, Kembali Waspada dengan Kesehatan Mata

3 Januari 2021   08:36 Diperbarui: 3 Januari 2021   08:38 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada kesibukan anak-anak mencari seragam sekolah atau kaos kaki yang terselip entah kemana di awal tahun 2021 ini saat mereka harus kembali belajar. 

Untuk mempersiapkan diri kembali belajar usai libur semester dan tahun baru, anak-anak hanya memastikan satu hal: gawai tetap berfungsi dengan lancar dan kuota internet sudah siap sedia.

Akibat masih tingginya kasus positif Covid-19 di tanah air, rencana pemerintah untuk menyelenggarakan sekolah tatap muka harus pupus. Di sekolah anak saya misalnya, meski sejak bulan November lalu sudah menyebar kuisioner dan surat pernyataan kesediaan pembelajaran tatap muka, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan kapan waktu dimulainya. Artinya, pembelajaran semester genap tahun 2021 kali ini anak-anak masih harus belajar dari rumah.

Tentu hal ini tidak mudah dan tidak menyenangkan bagi siswa dan orangtua. Selain dituntut untuk bisa mengatasi kebosanan karena sudah lebih dari 7 bulan hanya belajar dari rumah, satu hal yang cukup membuat pusing orangtua adalah bagaimana membatasi anak-anak dari ketergantungan mereka terhadap pemakaian gawai di rumah.

Dengan model pembelajaran jarak jauh yang mengharuskan setiap anak memegang gawai atau perangkat digital di rumah, itu artinya waktu layar anak-anak juga bertambah. 

Yang dimaksud "waktu layar" ini mengacu pada jumlah waktu yang dihabiskan seseorang menatap layar perangkat digital seperti televisi, komputer, tablet dan smartphone.

Selama masa pembelajaran jarak jauh satu semester kemarin, rata-rata siswa menghabiskan waktu layar selama minimal 4 jam, dari Senin sampai Jumat. 

Ini belum termasuk waktu layar yang dihabiskan anak-anak untuk bermain gim, menonton YouTube, berinteraksi di media sosial dan tugas-tugas tambahan yang kadang sering diberikan guru di luar jam resmi pembelajaran. 

Jadi, bisa kita bayangkan sendiri berapa banyak waktu yang dihabiskan siswa untuk menatap layar perangkat digital di masa pembelajaran jarak jauh.

Di satu sisi, banyak penelitian yang hasilnya memperingatkan para orangtua tentang dampak negatif dari penggunaan perangkat digital secara berlebihan. Lebih khusus lagi, efek membahayakan dari paparan cahaya biru yang memancar dari perangkat digital.

Selain mempengaruhi ritme sirkadian (jam biologis), efek terburuk dari paparan cahaya biru adalah gangguan kesehatan mata. Paparan cahaya biru dan aktivitas menatap layar perangkat digital secara berlebihan dapat menyebabkan rabun jauh hingga gejala mata kering (dry eyes symptoms).

Selama masa liburan akhir tahun kemarin, sebagai orangtua saya sebisa mungkin mencoba mengistirahatkan anak-anak dari aktivitas menyentuh gawai. Ini agar anak-anak dapat menyegarkan mata mereka yang seolah semakin lama semakin layu seiring semakin lamanya mereka menatap layar smartphone.

Berbagai kegiatan mulai dari berkebun, bermain badminton bersama, atau hanya sekedar jalan-jalan dan bersepeda keliling komplek perumahan kami lakukan untuk menyegarkan suasana dari "kungkungan" belajar daring yang bagi anak-anak terasa sangat membosankan. Sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap gawai dan efek buruk paparan cahaya birunya.

Bagi anak-anak, tak ada bedanya masa liburan dengan kembali belajar. Keduanya sama-sama dilakukan di rumah saja. Justru, yang sibuk mempersiapkan diri untuk kembali belajar adalah para orangtua.

Selain harus meng-upgrade pengetahuan agar dapat membimbing anak-anak selama belajar dari rumah, orangtua juga harus waspada dengan kesehatan anak-anak. Baik kesehatan mental akibat stres dan bosan yang berkepanjangan, dan yang lebih penting lagi adalah kesehatan mata anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun