Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sejarah Vaksinasi Pertama di Dunia

1 Desember 2020   07:20 Diperbarui: 1 Desember 2020   08:59 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edward Jenner menyuntik James Phipps dengan materi cacar sapi untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit cacar air (wellcomeimages.org/common)

Perusahaan farmasi Pfizer memimpin "perlombaan" vaksin Covid-19. Laporan terakhir menyebutkan kumpulan hasil pertama dari uji coba vaksin corona tahap akhir Pfizer memiliki tingkat efektivitas 95% dan tidak memiliki efek samping yang serius.

Ini berarti Pfizer hanya membutuhkan waktu kurang dari satu tahun untuk menciptakan vaksin dari jenis virus yang sama sekali baru. Dalam sejarah kesehatan, tidak ada vaksin yang proses pembuatannya memiliki kecepatan kemajuan seperti ini.

Bila dibandingkan dengan vaksin pertama yang dibuat umat manusia, perkembangan kemajuan vaksin Covid-19 terasa menakjubkan. Sebagai informasi, umat manusia membutuhkan waktu ribuan tahun untuk menemukan vaksin cacar!

Variolasi, Prosedur Pertama Imunisasi Manusia Terhadap Penyakit Cacar

Kasus cacar (variola) paling awal yang diketahui berasal dari timur laut Afrika ribuan tahun yang lalu. Mereka yang tertular menderita kerusakan pada kelenjar getah bening, sumsum tulang, dan sel kulit serta menunjukkan gejala seperti muntah, demam, dan ruam. Keropeng (koreng) dan bekas luka seumur hidup adalah ciri khas dari mereka yang mengidapnya.

Menurut legenda Cina, pengobatan pertama melawan penyakit cacar diketahui berasal dari seorang biarawan Buddha pada 1022 M. Biarawan dari pegunungan barat daya Cina ini menganjurkan orang untuk menghirup bentuk virus yang telah dilemahkan.

Virus yang sudah dilemahkan ini dibuat dari keropeng variola yang digiling hingga halus seperti bubuk, lalu dihirup melalui hidung. Meski terlihat menjijikkan, cara ini ternyata berhasil menghasilkan kekebalan.

Imunisasi pertama untuk penyakit cacar dilakukan dengan teknik variolasi (scmp.com)
Imunisasi pertama untuk penyakit cacar dilakukan dengan teknik variolasi (scmp.com)

Prosedur serupa dilakukan oleh para dokter pada awal 1700-an. Dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dari Inggris, cairan dari bintil koreng cacar ditempelkan pada goresan kecil di lengan orang yang belum terinfeksi untuk menghasilkan kekebalan. Permaisuri Rusia, Catherine yang Agung pernah menerima suntikan bintil koreng cacar ini dari dokter Inggris terkenal Thomas Dimsdale pada 1768.

Dalam dunia kedokteran, kedua prosedur tersebut disebut variolasi atau inokulasi, dan membuktikan bahwa mereka yang diinokulasi dengan sisa-sisa cacar tidak dapat terinfeksi kembali. Sayangnya, selain komplikasi dari penggunaan bahan yang tidak steril pada saat itu, cukup banyak orang yang setelah diinokulasi malah mendapatkan cacar parah yang membuat mereka cacat. Bahkan tingkat kematian karena terinfeksi koreng cacar ini mencapai sekitar 3%.

Meski begitu, prosedur pencegahan cacar seperti ini tetap digunakan hingga kemudian Edward Jenner membawa hasil penemuan yang menakjubkan yang mampu menghapus cacar dari muka bumi.

Vaksinasi Pertama Dilakukan Dengan Materi Cacar Sapi

Edward Jenner lahir pada 1749 di kota kecil Berkeley, Gloucesthershire, Inggris. Pada usia 8 tahun, Jenner disuntik inokulasi cacar dan berhasil mendapat kekebalan.

Setelah menerima gelar kedokteran dari Universitas St. Andrew, Jenner membuka praktik dokter di kampung halamannya. Reputasinya sebagai dokter dan ahli bedah cukup dikenal di antara para petani dan peternak susu di daerah tersebut.

Selama menjalani praktik di Glouchestershire, Jenner mengamati sebuah fenomena menarik terkait penyakit cacar. Suatu hari, seorang gadis pemerah susu datang kepadanya dan berkata,

"Saya tidak akan pernah menderita cacar, karena saya pernah menderita cacar sapi. Aku tidak akan pernah memiliki wajah yang jelek dan bercak bopeng."

Cacar sapi merupakan penyakit umum yang menyerang kulit sapi dan dan dapat ditularkan kepada manusia. Meski memiliki banyak kemiripan dengan penyakit cacar air, cacar sapi tidak berbahaya bagi manusia.

Jenner kemudian mengadakan observasi pada beberapa petani dan peternak susu sapi di daerah tersebut. Dalam pengamatannya, para petani dan peternak susu sapi yang terkena cacar sapi diketahui tidak pernah terkena cacar lagi. Dari sini Jenner kemudian mengambil kesimpulan bahwa menyuntikkan orang dengan virus cacar sapi bisa menjadi metode yang aman untuk mencegah penyakit cacar.

Pada bulan Mei 1796, Jenner memulai percobaan pertamanya dengan menyuntik James Phipps, putra tukang kebunnya yang berusia delapan tahun dengan materi cacar sapi. Seperti yang sudah ia duga, James Phipps terkena cacar sapi, tetapi segera sembuh.

Beberapa minggu kemudian, Jenner kembali menyuntik James Phipps, kali ini dengan materi cacar air. Sesuai prediksinya, anak itu tidak menampakkan tanda-tanda sakit cacar air. 

Secara etika kedokteran, apa yang dilakukan Edward Jenner memang salah meskipun teorinya tepat. Setelah melakukan beberapa penyuntikan lagi pada beberapa orang, termasuk putranya sendiri, dan mendapatkan hasil yang sama,  Jenner kemudian merangkum penelitian dan percobaannya tersebut dalam buku pendek berjudul An Inquiry into the Cause and Effects of the Variolae Vaccinae, yang dia terbitkan pada 1798.

Jenner menamai prosedur pencegahan penyakit cacar itu sebagai "vaccinae", dari akar kata latin "vacca" yang artinya sapi. Dan dengan demikian, vaksin pertama dalam sejarah muncul.

Prosedur Jenner berbeda dengan variolasi yang telah dipraktikkan selama bertahun-tahun sebelumnya. Dengan variolasi, virus cacar digunakan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Sedangkan dengan vaksinasi, yang digunakan adalah virus cacar sapi yang secara signifikan kurang berbahaya.

Berkat publikasi hasil percobaannya tersebut, praktik vaksinasi kemudian menyebar dengan cepat di Inggris dan segera diwajibkan bagi tentara Inggris. Metode ini kemudian juga diterapkan di seluruh dunia hingga akhirnya tak ada lagi manusia yang menderita akibat penyakit cacar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun