Apa yang kamu cari di balik profesimu itu, Nik?
"Bukan profesi, tapi pekerjaan. Kalau profesi berarti aku terikat," jawabmu.
"Tapi sama saja kan? Ah sudahlah, kuulangi saja pertanyaanku tadi. Apa yang kamu cari?"
"Tentu saja uang, Â kamu pikir aku cari kesenangan seksual? Orang berkata uang itu berkuasa. Siapa yang punya uang, ia berkuasa atas diriku."
"Mengapa kamu memilih cara seperti ini untuk memperoleh uang? Bukankah masih banyak pekerjaan lain yang lebih layak dan terhormat?"
"Lho, dengan cara apa lagi yang aku bisa? Bukan niatku pertama kali untuk menjalani pekerjaan ini. Kalau kamu tanya alasannya apa, sama seperti yang akan dikatakan mereka yang pekerjaannya sama denganku.
Datang dari desa dengan niat cari kerja, ditolong seseorang yang merasa kasihan, tapi ternyata dia serigala berbulu domba. Kami dijual pada mereka yang membutuhkan kenikmatan dunia.
Ada pula yang niatnya jadi pembantu rumah tangga, tapi dibuat mainan oleh majikan pria. Habis manis sepah dibuang, ditelantarkan dan malu kalau harus pulang.
Bukan kami yang menghendaki pekerjaan ini. Tapi masyarakat sendiri yang menjadikan kami seperti ini.
Mereka berteriak untuk menghapus pelacuran tapi dari belakang mereka sendiri yang mendatangi dan memaksa kami untuk kembali. Di antara kami tak ada yang sempat berpikir apakah ini dosa. Kami hanya bisa berpikir bagaimana kami bisa hidup hari ini."