Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tiga Sketsa Kehidupan Kota

28 November 2020   22:11 Diperbarui: 28 November 2020   22:11 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kamu cari di balik profesimu itu, Nik?

"Bukan profesi, tapi pekerjaan. Kalau profesi berarti aku terikat," jawabmu.

"Tapi sama saja kan? Ah sudahlah, kuulangi saja pertanyaanku tadi. Apa yang kamu cari?"

"Tentu saja uang,  kamu pikir aku cari kesenangan seksual? Orang berkata uang itu berkuasa. Siapa yang punya uang, ia berkuasa atas diriku."

"Mengapa kamu memilih cara seperti ini untuk memperoleh uang? Bukankah masih banyak pekerjaan lain yang lebih layak dan terhormat?"

"Lho, dengan cara apa lagi yang aku bisa? Bukan niatku pertama kali untuk menjalani pekerjaan ini. Kalau kamu tanya alasannya apa, sama seperti yang akan dikatakan mereka yang pekerjaannya sama denganku.

Datang dari desa dengan niat cari kerja, ditolong seseorang yang merasa kasihan, tapi ternyata dia serigala berbulu domba. Kami dijual pada mereka yang membutuhkan kenikmatan dunia.

Ada pula yang niatnya jadi pembantu rumah tangga, tapi dibuat mainan oleh majikan pria. Habis manis sepah dibuang, ditelantarkan dan malu kalau harus pulang.

Bukan kami yang menghendaki pekerjaan ini. Tapi masyarakat sendiri yang menjadikan kami seperti ini.

Mereka berteriak untuk menghapus pelacuran tapi dari belakang mereka sendiri yang mendatangi dan memaksa kami untuk kembali. Di antara kami tak ada yang sempat berpikir apakah ini dosa. Kami hanya bisa berpikir bagaimana kami bisa hidup hari ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun