Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengupas Buku "How Democracies Die" yang Dibaca Anies Baswedan

23 November 2020   07:39 Diperbarui: 23 November 2020   12:57 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Parameternya:

  • Apakah mereka menggambarkan oposisi sebagai pelaku subversif?
  • Apakah mereka mengklaim bahwa lawan politik merupakan ancaman eksistensial, baik terhadap keamanan nasional atau cara hidup yang berlaku?
  • Apakah mereka secara tidak berdasar menggambarkan lawan politik sebagai penjahat, yang diduga melanggar hukum (atau potensi untuk melakukannya) dan mendiskualifikasi mereka dari partisipasi penuh di arena politik?
  • Apakah mereka secara tidak berdasar menganggap bahwa lawan politik mereka adalah agen asing?

Ketiga: Toleration or encouragement of violence ((Toleransi, membiarkan atau mendorong adanya aksi kekerasan)

Parameternya:

  • Apakah mereka memiliki hubungan dengan geng bersenjata, pasukan paramiliter, milisi, gerilyawan, atau organisasi lain yang terlibat dalam kekerasan terlarang?
  • Apakah mereka atau sekutu partisan mereka mensponsori atau mendorong massa menyerang lawan politik?
  • Apakah mereka secara diam-diam mendukung kekerasan yang dilakukan oleh pendukung mereka dengan menolak untuk mengutuk dan menghukumnya?
  • Apakah mereka memuji (atau menolak untuk mengutuk) tindakan signifikan lainnya dari kekerasan politik, baik di masa lalu atau di tempat lain di dunia?

Keempat: Readiness to curtail civil liberties of opponents, including media (Kesiapan untuk membatasi kebebasan sipil lawan politik, termasuk media)

Parameternya:

  • Apakah mereka mendukung hukum atau kebijakan yang membatasi kebebasan sipil, sebagai undang-undang fitnah atau fitnah yang diperluas, atau undang-undang yang membatasi protes, kritik terhadap pemerintah, atau organisasi sipil atau politik tertentu?
  • Apakah mereka mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap kritikus di partai saingan, masyarakat sipil, atau media?
  • Apakah mereka memuji tindakan represif yang diambil oleh pemerintah lain, baik di masa lalu atau di tempat lain di dunia?

Tindakan Represif Pemerintah Bisa Mengakibatkan Polarisasi yang Mengarah Terjadinya Perang Sipil

Jawaban dari berbagai pertanyaan dalam tes lakmus yang diajukan Steven dan Daniel tersebut dapat menjadi indikator utama suatu negara sudah mengarah pada otoritarianisme. Menurut Steven dan Daniel, tindakan represif dari pemerintah semacam ini tidak hanya membunuh demokrasi, tapi juga mengakibatkan polarisasi sedemikian parah di tengah masyarakat, dan kemungkinan terburuknya bisa terjadi perang sipil.

Steven dan Daniel lalu mengungkapkan kegelisahannya. Sekalipun dulu negara-negara demokrasi khususnya AS terbukti bisa bertahan menghadapi Perang Sipil, The Great Depression, Perang Dingin, dan Watergate, mereka sangsi kali ini AS masih bisa bertahan menghadapi ancaman polarisasi yang sedemikian ekstrim di tengah masyarakat.

Bab-bab selanjutnya dari buku "How Democracies Die" lebih banyak mengupas sejarah panjang demokrasi di Amerika Serikat, dan bagaimana indikator-indikator yang dipostulatkan Steven dan Daniel mulai menampakkan hasilnya hingga saat ini.

Kedua peneliti dan penulis buku ini kemudian menyampaikan pernyataan kesimpulan: pada akhirnya sistem demokrasi meniscayakan para pemimpinnya teguh memegang prinsip, seperti halnya sistem monarki dahulu meniscayakan para rajanya teguh memegang prinsip. Tanpanya, sistem demokrasi ataupun monarki sama-sama gagal menciptakan kedamaian, keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Salah satu pertanyaan yang menjadi bahan diskusi netizen usai melihat foto Anies Baswedan membaca buku ini adalah: apakah demokrasi di negara kita juga ikut mati?

Kesimpulannya tergantung dari jawaban pertanyaan-pertanyaan dalam tes lakmus yang sudah disediakan Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt dalam bukunya ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun