Aku punya teori nih:
Artikel yang punya keterlibatan tinggi di media sosial tidak berbanding lurus dengan banyaknya jumlah pembaca.
Sederhananya, artikel yang banyak mendapat 'like' dan komentar di media sosial belum tentu banyak dibaca pengunjung.
Aku beri bukti berikut ini:
Kamu bisa melihat sendiri, artikel HRS di halaman Facebook Kompasiana ditanggapi banyak netizen. Dalam kurun waktu 8 jam penayangan, artikel ini mendapat sekitar 1900-an 'like' dan emoji tertawa serta menuai 1200-an komentar.
Dengan tingkat keterlibatan (engangement) setinggi itu, artikel tersebut semestinya mendapat banyak pembaca pula. Namun faktanya tidak demikian.
Kita bisa lihat di halaman Facebook yang sama artikel ini hanya dibagikan 19 kali. Dan dalam kurun waktu yang sama pula, artikel tersebut hanya dibaca 134 pengunjung (menurut perhitungan algoritma Kompasiana).
Mengapa bisa terjadi anomali seperti ini?
Teoriku mengatakan ada dua faktor yang menjadi penyebab artikel kita sepi pembaca meskipun ramai di media sosial.