Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Bule yang Jajan dalam Bus Seribu Rupiah Saja

6 November 2020   08:06 Diperbarui: 29 April 2021   22:49 3615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bule yang beli jajan seribu rupiah ini mengajari kita untuk berhemat dalam perjalanan (foto: mymediajournalonline.blogspot.com)

Dalam keseharian, kita juga sering melakukan hal yang sama. Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita.

Kalau orang lain melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau orang lain tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Padahal, apa yang dilakukan orang lain seharusnya tidak berpengaruh dengan apa yang hendak kita lakukan. Jika kita ikut merasa sebal atau jengkel karena orang lain berbuat menyebalkan, itu artinya kita membiarkan orang tadi mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Mengapa kita harus mengijinkan orang lain menentukan cara kita dalam bertindak?

Ibu penjual onde-onde itu tidak membiarkan tindakan Michael mempengaruhi dirinya. Sekalipun ia kecewa karena Michael hanya membeli satu potong kue, tapi ia tidak membiarkan hal ini mempengaruhi caranya bertindak. Ia tidak menunjukkan kejengkelan, atau mempertontonkan terus terang rasa kecewanya.

Ibu penjual itu tetap melayani Michael dengan ramah. Senyumnya menghiasi bibir. Bahkan disampaikannya ucapan terima kasih dan selamat berlibur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun