Usai terbongkarnya korupsi pengadaan bus Transjakarta tersebut, sekitar 300-an bus berwarna oranye dibiarkan terbengkalai di lahan kosong di Desa Dramaga. Dikutip dari Kompas, Camat Dramaga Adi Henriyana mengatakan, bus-bus tersebut merupakan aset milik PT Adi Teknik Ecopindo. Berdasarkan keputusan Pengadilan Niaga, perusahaan itu dinyatakan pailit.
"Ini bukan suatu usaha , hanya sebatas penyimpanan aset dari salah satu PT yang pailit dan sekarang dikuasakan kepada kurator Lumbang Tobing cs," ujar Adi Henriyana.Â
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, Pemprov DKI Jakarta tidak memiliki kaitan dengan 'kuburan' bus bekas Transjakarta di Dramaga.Â
"Untuk yang di Dramaga iya, semuanya bus pengadaan 2013," ujar Syafrin.
Bus-bus yang terbengkalai di sana, lanjut Syafrin, menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia bus. Pemprov DKI tidak memiliki kaitan apa-apa dengan bus-bus di sana.
"Otomatis, itu miliknya penyedia karena kan dari sesi pengadaannya tidak terjadi," kata dia.Â
Pemprov DKI Jakarta juga belum sempat menggunakan bus tersebut karena borok proses pengadaannya keburu terbongkar.
"Itu yang Dramaga semuanya adalah baru. Mereka baru menarik uang muka sebesar 20 persen. Tidak sempat diserahterimakan," kata Syafrin.Â
Daripada Dibelah, Lebih Baik Dijadikan Tempat Wisata
Setelah terbengkalai bertahun-tahun hingga lahan kosong itu menjadi 'kuburan massal' bus berwarna oranye, kini ratusan bus itu dibelah. Oji, si mandor proyek enggan menyebutkan siapa yang memerintahkan para pekerjanya membongkar dan membelah bus bekas tersebut.
"Saya mandornya di sini. Yang ngerjain pihak perusahaan, ini kan sudah dilelang, pokoknya Pak Ferry orang Berebes yang dapat tender ini," ucapnya.