Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menjadi Penulis Generalis di Kompasiana Itu Istimewa

22 Oktober 2020   21:39 Diperbarui: 22 Oktober 2020   21:42 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, di manakah aku berada?

Saat pertama menulis di Kompasiana 8 tahun yang lalu, aku menjadi spesialis. Masa 2 tahun pertama kulalui dengan menulis artikel khusus sepakbola, terutama sepakbola nasional. Mulai dari kisruh dualisme PSSI hingga serba-serbi sepakbola dunia.

Lambat laun, aku merasa bosan. Aku pun mulai menjelajahi topik-topik di luar sepakbola. Perlahan namun pasti, aku menemukan kecocokan menjadi generalis, baik generalis topik maupun generalis jenis tulisan.

Generalis topik, artinya aku fleksibel menulis topik apa pun. Dari topik digital, marketing, sosial budaya, agama, pertanian, politik, pokoknya apa pun sepanjang itu menarik minatku dan bisa kutuliskan.

Aku juga terkadang menjadi penulis generalis jenis. Maksudnya, aku bisa menulis fiksi atau non fiksi. Menulis cerpen ok, puisi boleh juga. Meskipun cerpenku tidak semenarik cerpennya si Ratu Diksi mbak Lilik Fatimah Azzahra, dan puisiku tidak seindah karya mas Syahrul Chelsky.

Tak jarang pula aku menulis makalah ilmiah yang biasanya kutayangkan di situs Academia. Menulis resensi buku atau biografi tokoh juga pernah. Pokoknya gado-gado. Hanya satu jenis tulisan yang belum pernah kubuat: buku ajar.

Kalau menjadi penulis spesialis bisa dengan mudahnya memosisikan merek diri, menjadi penulis generalis jelas tidak mudah, malah cenderung gampang dilupakan. Ibaratnya, aku hanya remahan rengginang yang terbenam di dasar toples berisi kerupuk ikan tengiri. Tentu, yang pertama kali dipilih tamu adalah kerupuk tengirinya. Jarang sekali ada tamu yang mau bersusah payah membongkar tumpukan kerupuk hanya untuk mencari remahan rengginang.

Meski sulit mendapatkan merek diri, menjadi penulis generalis itu istimewa. Kekuatan super seorang penulis generalis ada pada ketekunannya melakukan riset. Penulis generalis sadar bahwa dia tidak memiliki kecakapan khusus untuk menulis topik tertentu.

Namun, kekurangannya itu berhasil ditutupi berkat keunggulannya dalam melakukan riset. Dibutuhkan sejumlah keterampilan tertentu untuk mengambil subjek yang tidak kita ketahui dan merisetnya sampai kita cukup percaya diri untuk menulis beberapa ribu kata tentangnya.

Menulis di banyak ceruk juga merupakan tanda pertumbuhan. Menjadi penulis generalis berarti kita harus bersedia untuk belajar dan bereksperimen. Aku mungkin tidak akan berhasil menjadi penulis seperti sekarang jika tidak pernah belajar dan bereksperimen dalam gaya tulisan. Baik itu satir, humor, ilmiah atau populer. Dan, dari penulis-penulis spesialis itulah aku belajar.

Mudah bagi pembaca untuk kagum pada penulis spesialis, dan sulit untuk mengagumi tulisan seorang generalis. Aku sendiri tidak ambil pusing. Bagiku, menulis berbagai topik adalah kenikmatan tersendiri dan tantangan "rasa baru" dalam menulis. Menulis apa pun patut dicoba, tetapi bukan sekadar coba-coba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun