Hingga saat ini, belum ada keterangan apapun dari pihak Polda Bali terkait viralnya video 3 warga keturunan yang jogging dengan dikawal mobil polisi.
Masih dalam satu putaran hari, publik jagad maya dihebohkan dengan video helikopter yang diduga milik kepolisian tengah mengangkut warga sipil. Video ini pertama kali diunggah akun instagram @dewa45_idn dengan caption 'Bang Jago @divisihumaspolri Sangat Pro Kerjanya. Kebahagian, Kesejahteraan, Keselamatan dan Keamanan Mereka Sangat Di Perhatikan Oleh Pemerintah.
Dalam video, terlihat sebuah helikopter berwarna putih dan biru dengan nomor badan 1108 baru saja mendarat di sebuah lapangan terbuka. Setelah menjejak tanah dengan mesin masih menyala, helikopter itu kemudian menurunkan tiga penumpang dari pintu kanan dan kiri dibantu petugas yang memakai seragam biru. Rekaman video tersebut juga memperlihatkan tulisan Polisi di bagian samping belakangnya. Setelah turun, seorang penumpang tersenyum sambil mengacungkan jempol ke arah kamera.
Tiga kasus penyalahgunaan wewenang atas kendaraan dinas milik aparat tersebut memang tidak bisa dijadikan dasar untuk menghakimi mental aparat kita yang bobrok dan mudah 'dibeli'. Meski sudah bukan rahasia lagi kalau pandangan umum masyarakat mengarah pada stigma negatif tersebut.
Kasus-kasus yang viral ini juga memperlihatkan bagaimana lagak sebagian orang kaya di Indonesia. Mentang-mentang punya banyak uang, mereka pikir bisa berbuat sesuka hati.
"Orang kaya mah bebas," begitu kata banyak orang. Dengan uang segalanya bisa dibeli, termasuk kekuasaan dan privilige tertentu yang tidak bisa didapatkan masyarakat kebanyakan.
Memang, tidak semua aparat bisa "dibeli", dan tidak semua orang kaya atau konglomerat punya lagak bak raja segala raja. Masih banyak aparat yang hidupnya bersih, seperti halnya ada banyak orang kaya yang memilih hidup bersahaja.
Namun, agar kasus-kasus ini tidak memantik kecemburuan sosial terkait SARA di masyarakat, perlu kiranya pihak aparat yang berwenang bisa menjelaskannya, tanpa ada yang harus ditutup-tutupi. Yang benar katakan benar, yang salah katakan salah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H