Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Lebih Baik Mengadopsi Kucing Dewasa daripada Anak Kucing

6 Oktober 2020   08:23 Diperbarui: 10 Oktober 2020   21:23 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada 3 alasan mengapa kamu lebih baik mengadopsi kucing dewasa daripada anak kucing (dokpri)

Dia mengeong tiada henti, seperti memanggil dan mencari anak-anaknya. Sampai 2 hari induk kucing ini mengeong, dan rupanya menunjukkan mimik kesedihan.

Percaya deh, kalau kamu melihat pemandangan memilukan ini, kamu akan berpikir ulang saat mengadopsi anak kucing. Bayangkan saja dalam pikiranmu, bagaimana perasaan induk kucing yang dipisahkan dari anaknya.

Selain itu, anak kucing yang baru dipisahkan dari induknya bisa mengalami trauma. Dipisahkan dari induk di usia yang masih belia itu selalu meninggalkan bekas luka yang dalam. Semakin muda trauma, semakin besar kemungkinan anak kucing takut pada manusia dan menolak setiap uluran kasih sayang.

Aku sudah 2 kali menguburkan anak kucing yang ditinggalkan di depan rumahku. Keduanya menolak didekati, sekalipun sudah kupancing dengan makanan khusus anak kucing. Kian hari tubuhnya semakin kurus hingga akhirnya perlahan matanya tertutup selamanya.

***

Bila kamu tidak keberatan dengan beberapa alasan yang kukemukakan di atas, silahkan mengadopsi anak kucing. Mungkin, alasan utama kamu adalah ingin menjadi bagian dari perjalanan hidupnya sejak awal.

Tapi, jika kamu lebih suka hewan peliharaan yang rupa dan kepribadiannya sudah terlihat, perawatannya lebih mudah, serta berempati terhadap kasih sayang induk kucing, mengadopsi kucing dewasa pilihan yang tepat.

Terlepas apakah kamu memilih anak kucing atau kucing dewasa, ketahuilah bahwa hidup bersama kucing adalah kebahagiaan tersendiri.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun