Mereka adalah generasi terbaru pengguna internet yang online di smartphone di tempat-tempat seperti Brasil, China, India, Indonesia dan banyak negara berkembang lainnya yang memiliki populasi dan tingkat kepadatan penduduk tinggi. Mereka yang kelak akan menentukan masa depan internet, termasuk pula masa depan bisnis berbasis digital. Mereka lah yang  mengubah internet dengan tiga perilaku utama: pola pikir khusus seluler, naluri untuk komputasi di mana-mana, dan permintaan akan konten lokal.
Next Billion Users mempunyai pola pikir khusus seluler yang menganggap smartphone adalah komputer, yang sekaligus berfungsi ganda sebagai televisi, dompet, kelas, dan portal untuk layanan pemerintah. Generasi pengguna internet berikutnya ini juga menjadi generasi pertama yang benar-benar menerapkan komputasi di mana-mana. Mereka mengharapkan aplikasi bekerja dengan cara alami daripada harus mempelajari semua perintah buatan yang ada di komputer rumahan. Dalam hal pemasaran konten, Next Billion Users juga lebih senang dengan konten-konten lokal. Â Sesuatu yang hingga saat ini sering diremehkan oleh banyak tim pemasaran dari perusahaan-perusahaan besar.
Konten Lokal Lebih Berpotensi Viral
Banyak perusahaan maupun startup yang berpikir bahwa konten berbahasa Inggris akan membawa kesuksesan dan bisa menjangkau lebih banyak pengguna internet. Ini jelas kesalahan besar.
Seperti yang dikatakan Google dan dicontohkan dengan baik oleh video promosi odading Mang Oleh, generasi yang datang online sekarang lebih nyaman dalam bahasa ibu mereka daripada bahasa Inggris. Salah pilih bahasa pada konten bisa menjadi pemblokir besar untuk memperluas akses internet dan pangsa pasar.
Seseorang tidak perlu belajar bahasa Inggris untuk menggunakan internet. Next Billion Users justru mengharapkan lebih banyak konten dalam bahasa mereka. Video adalah platform media yang mereka sukai. Siapa pun bisa menyalakan kamera, berbagi cerita dengan lidah mereka sendiri, dan menemukan khalayak ramai secara online, tanpa diharuskan belajar bahasa Inggris.
3 Faktor Pemasaran Konten Agar Bisa Menjadi Viral
Dari video promosi odading Mang Oleh, kita bisa mengambil 3 pelajaran untuk mempromosikan konten agar bisa menjadi viral:
1. Target Pasar
Kue odading adalah jajanan khas Sunda, meskipun di banyak daerah juga punya kue yang sama, hanya namanya saja yang berbeda. Saat membuat testimoni, Ade Londok tidak memikirkan bagaimana kue ini bisa menembus pasar di luar daerahnya. Target pasarnya jelas, khusus orang-orang lokal.
Dalam membuat konten, target pasar atau target pemirsa adalah hal pertama yang harus kita tentukan. Konten untuk anak muda tentu berbeda dengan konten untuk orang dewasa. Konten yang menyasar warga lokal tidak sama dengan konten yang ingin menjangkau pasar nasional.
2. Bahasa Konten
Menentukan target pasar atau jangkauan pemirsa sangat penting karena berpengaruh dalam bahasa konten yang kita gunakan. Seperti yang kita lihat, Ade Londok mempromosikan odading Mang Oleh dengan berbahasa Sunda, yang sesekali ditimpali bahasa Indonesia.
Jangan pernah ragu menggunakan bahasa lokal jika memang target pasarnya adalah penduduk lokal. Lagipula, algoritma pencarian Google saat ini lebih mengedepankan pencarian lokal, sehingga konten-konten lokal (diprioritaskan) mendapatkan tempat pertama.
3. Media Promosi
Menurut laporan Google Trends Data (2019) dan Comscore Video Multi-Platform (Mei, 2019), lebih dari 79 juta unique viewer di Indonesia berusia di atas 18 tahun menonton YouTube setiap bulannya. Dan 95% pengguna internet di Indonesia menonton video online melalui perangkat seluler, meningkat 63% sejak 2016.