Sampai kasus positif benar-benar dapat diatasi hingga kurva penambahannya melandai. Dan itu berarti penyebarannya berhasil direduksi dengan baik, lalu tingkat kesembuhan juga semakin baik. Walaupun nantinya masih ada yg positif setiap hari, tapi jumlahnya semakin hari semakin sedikit bahkan bisa jadi 0 kasus nantinya.
Setelah itu, baru pemerintah bisa slow down. Pemerintah bisa mengendurkan kunci dan membuka kembali pintu-pintu penting yang mendesak dan dibutuhkan warga. Aktivitas di luar lapangan mulai digerakkan, arus transportasi masuk dan keluar daerah juga dibuka, tetapi tetap dengan protokol yang dipantau cukup ketat dengan banyaknya aparat yang berjaga untuk penegakan protokol kesehatan.
Yang terjadi di negara kita justru sebaliknya. Di saat kasus positif masih merangkak naik, pemerintah pusat membuka pintu lebar-lebar agar semua warga bisa beraktivitas kembali. Dengan dalih transisi menuju "New Normal", aspek kesehatan dan keselamatan warga nyaris terabaikan.
Baru ketika pemerintah sadar bahwa penyebaran Covid-19 sudah sangat mengkhawatirkan, Presiden Jokowi buru-buru mengingatkan jajarannya untuk mengedepankan aspek kesehatan. Sebagai kepala daerah yang wilayahnya berwarna paling merah, Anies menangkap pesan dan instruksi itu dengan baik, lalu diwujudkan dalam bentuk kebijakan kembali PSBB total.
Beri Kesempatan Anies Menyelamatkan Warga Jakarta
Ironisnya, dalam keadaan genting seperti ini, masih banyak pihak yang ingin menjegal Anies. Malah, Anies dituding sebagai biang kesalahan penanganan pandemi Covid-19 di Jakarta yang carut marut. Lebih parah lagi, Anies dituding ingin mencari panggung.
Padahal bisa kita lihat sendiri, berapa kali keputusan Anies dimentahkan pemerintah pusat. Anies juga tak hendak mendirikan panggung kampanye di tengah kewaspadaan terhadap pandemi Covid-19. Anies tak hendak mengoleskan citra di tengah kecemasan masyarakat akan wabah corona. Anies hanya ingin melakukan yang terbaik bagi kesehatan dan keselamatan warganya, di saat pemerintah pusat tidak bisa lagi diharapkan bantuannya.
Semua yang diperlukan untuk menghadapi krisis ini adalah sedikit akal sehat, bukan kepentingan sesaat. Sekali ini, berilah kesempatan pada Anies untuk menyelamatkan warganya. Kalau kebijakan Anies keliru dari sisi ekonomi, kita nanti bisa meralatnya. Bila perlu, kita bisa menyerangnya habis-habisan.
Tetapi, jika tidak ada langkah tegas seperti ini, siapa yang bisa meralat ribuan kematian? Kita semua tidak punya kemewahan dan kekuasaan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H