Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memangnya Siapa yang Akan Memilih Giring Ganesha?

26 Agustus 2020   23:22 Diperbarui: 26 Agustus 2020   23:19 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seandainya Giring serius ingin nyapres, tentu dia akan menindaklanjuti dengan langkah-langkah aktif (foto: dokpri)

Politik di Indonesia itu menganut hukum dagang. Setiap keputusan selalu ada perhitungan untung ruginya. Tak ada makan siang yang gratis, begitu kata orang-orang.

Maka, ketika poster Giring Ganesha tertempel di papan bilboard besar dengan tulisan menyolok "Giring Untuk Presiden 2024", seketika timbul tanggapan sinis, "Serius Nih?"

Cari Sensasi atau Strategi Pemasaran PSI?

Giring sendiri sangat serius mencalonkan diri sebagai presiden. Mantan vokalis grup band Nidji ini mengaku pencalonannya berangkat dari keinginan membangun ekonomi dengan tidak mengandalkan sumber daya alam, tetapi ekonomi produktif dan kreatif yang memberi nilai tambah. 

Selain itu, pencalonan ini berangkat dari keinginan PSI untuk mengisi ruang politik 2024 dengan anak-anak muda lantaran setengah dari jumlah pemilih pada Pilpres 2024 merupakan anak muda.

Sejak memutuskan hengkang dari Nidji, Giring tertarik masuk dunia politik. Sayang, keinginannya untuk dapat menjadi wakil rakyat di Senayan pupus lantaran kurang suara pada pemilu legislatif 2019.

Meski begitu, di tingkat internal partai Giring adalah bintang yang sinarnya semakin membesar. Tak ada angin tak ada hujan, mendadak tersiar berita Giring ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, menggantikan Grace Natalie yang sedang melanjutkan studi.

Apakah dengan posisinya saat ini kemudian Giring Ganesha dianggap layak meramaikan bursa calon presiden 2024? Ini yang kemudian jadi bahan perbincangan hangat, kalau tidak boleh disebut sebagai bahan olok-olokan.

Masalahnya, poster iklan Giring Untuk Presiden 2024 dianggap hanya untuk mencari sensasi, seperti kebiasaan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam setiap langkah politik mereka. Ada pula yang menganggap Giring sengaja "diumpankan" untuk menaikkan pamor sekaligus upaya pemasaran PSI yang menyasar kalangan anak muda Indonesia.

Tapi, setinggi apa pun jabatan Giring di PSI, tidak akan menjamin pencalonannya bakal berjalan mulus. Giring hanya menang popularitas di kalangan anak-anak muda. Selebihnya, nol besar.

Kecuali anak-anak muda yang doyan lagu-lagu pop Indonesia, mungkin lebih dari separuh penduduk Indonesia belum mengenal Giring. Dan seandainya disodorkan nama Giring pada 250 juta penduduk Indonesia, akan ada jutaan pertanyaan:  Siapa dia? Orang mana? Agamanya apa? Sudah punya istri belum?

Pencalonan Giring Hanya Dianggap Angin Lalu

Bukan berarti meremehkan kapasitas dan kapabilitas seorang Giring Ganesha, tapi dalam dunia perpolitikan di Indonesia, popularitas bukan jaminan untuk bisa terpilih. Apalagi yang tidak populer seperti Giring.

Setiap partai politik di Indonesia sudah tentu punya perhitungan matang tentang siapa saja yang akan meramaikan bursa calon presiden 2024. Ada terlalu banyak nama yang lebih punya nilai jual, punya tingkat elektabilitas yang tinggi, lebih populer dan lebih punya pengalaman dibandingkan Giring Ganesha.

Bahkan seandainya Giring "dibenturkan" dengan Gibran Rakabuming, Giring kalah segalanya, sekalipun Gibran hanya bermodal "privilige" dari bapaknya.

Itu sebabnya kabar pencalonan diri Giring sebagai bakal capres 2024 hanya dianggap angin lalu. Tidak ada yang menyeriusi atau menganggap Giring sebagai ancaman bagi calon-calon yang lain.

Lagipula, seandainya Giring serius ingin nyapres, tentu dia akan menindaklanjuti dengan langkah-langkah aktif. Ya, minimal sowan ke partai-partai yang lain untuk memperkenalkan diri sekaligus menjual namanya agar dilirik.

Kalau cuma mengandalkan poster saja, sama artinya Giring atau PSI hanya membakar uang. Sia-sia karena bisa dijamin tidak ada partai lain yang ikut mengusungnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun