Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Influencer Benar-benar Memengaruhi Kita?

22 Agustus 2020   20:01 Diperbarui: 22 Agustus 2020   19:55 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan tertipu dengan berpikir bahwa Influencer itu jenis manusia super yang dapat mempengaruhi pikiran follower (unsplash.com/Mateus Campos Felipe)

Selain YouTuber, Influencer termasuk jenis profesi kekinian yang paling banyak diminati generasi milenial. Membayangkan jenis pekerjaan ini, kelihatannya begitu menyenangkan. Hanya bermodal jumlah follower yang mencapai ribuan atau bahkan jutaan akun, Influencer bisa dengan mudah mendapat pekerjaan dan upah dengan mempromosikan merek, produk atau konten tertentu. Inilah yang disebut "Influencer Marketing".

Dalam bahasa sederhana, influencer adalah orang-orang yang mengambil keuntungan dari ukuran pengikut media sosial mereka.

Tapi sampai kini, aku sendiri bingung dengan definisi atau lebih tepatnya penjelasan yang lebih ilmiah: Apakah influencer benar-benar dapat memengaruhi tingkah laku kita?

Sejauh Mana Pengaruh Influencer Pada Pengikutnya?

Maksudku begini, Influencer kan sering digunakan dalam strategi pemasaran digital. Banyak perusahaan menyewa influencer untuk mempromosikan produk mereka. Nah pada titik ini, apakah promosi dari Influencer benar-benar memengaruhi keputusan pembelian kita? Apakah kita membeli suatu produk, atau melakukan tindakan tertentu karena terpengaruh postingan Influencer?

Ok, katakanlah seperti yang ditulis banyak pakar pemasaran digital di situs-situs mereka, influencer dapat meningkatkan "engangement" atau keterlibatan pemirsa sebanyak sekian persen. Pertanyaannya: seperti apa "keterlibatan" itu?

Apakah cukup mengklik tombol Call to Action bisa disebut engangement?

Atau keterlibatan itu diukur sampai ke titik pembelian produk?

Contohnya seperti ini, misalnya ada influencer menggalang dana. Kemudian kamu tertarik dan ingin menyumbang. Apakah niat atau keinginanmu untuk menyumbang itu disebabkan pengaruh dari postingan influencer, atau karena kamu melihat itu sebagai kebaikan dan murni datang dari dorongan hatimu yang ingin menyumbang saja?

Contoh lagi nih, ketika influencer memposting kampanye pencegahan Covid-19. Kemudian kamu mengikuti kampanye tersebut dengan memakai masker, menjaga jarak, dan lain sebagainya. Apakah tindakanmu itu terpengaruh oleh postingan influencer, atau kamu melakukannya karena kesadaran pribadi bahwa apa yang kamu lakukan memang benar dapat meminimalisir penularan virus corona?

Coba renungkan kembali contoh-contoh tersebut.

Aspek Psikologi Dari Model Bisnis Influencer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun