Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Kak Sultan Hamengkubuwono IX, Bapak Pramuka Indonesia

14 Agustus 2020   22:22 Diperbarui: 14 Agustus 2020   22:48 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di kalangan anggota Kwartir Nasional, Sultan HB IX dipanggil dengan sebutan "Kak Sultan" (sumber foto: radarjogja)

Salah seorang voorrijder CPM kemudian turun dari kendaraannya dan langsung melayangkan bogem mentah ke pengemudi mobil.  Melihat insiden tersebut, Sultan HB IX kemudian turun dan melerai, "Sudah, sudah...!"

Kontan drama kekerasan itu pun berhenti. Semua pihak menjadi tenang dan kembali ke posisi masing-masing. Setelah itu rombongan melanjutkan perjalanannya menuju Bumi Perkemahan Sibolangit.

Kenangan lain yang terekam ingatan Prijo adalah tatkala Sri Sultan HB IX menerima kunjungan Senator Maria-Kallaw Katgbak, Ketua Gerakan Kepanduan Filipina. Pertemuan keduanya membahas kerjasama Girl Scouts of The Philipines dengan Gerakan Pramuka.

Dalam pertemuan tersebut, Kak Sultan HB IX menyerahkan cinderamata berupa wayang kulit Kresna. Tak disangka, Senator Maria-Kallaw dengan halus menolak pemberian cinderamata itu karena sudah pernah menerima cinderamata serupa.

Menurut Prijo yang saat itu menyaksikan langsung, Sri Sultan menanggapi penolakan itu dengan senyuman dan meminta stafnya untuk menyimpan kembali wayang Kresna.  Tak nampak kekecewaan di wajahnya saat mengetahui tamunya menolak pemberian cinderamata.

"Self control yang luar biasa," kenang Prijo.

Pemimpin yang Gemar Berkemah dan Memasak

Peristiwa lain yang menunjukkan kepribadian luhur dan kerendahan hati Kak Sultan HB IX terjadi ketika berkunjung ke acara jambore dunia ke-13 di Shizuoka, Jepang, 2-10 Agustus 1971. Sebagai Ketua Kwarnas, Kak Sultan mendapat privilige penginapan khusus. Namun, Kak Sultan HB IX memilih ikut berkemah. Tak hanya itu, Kak Sultan juga menyempatkan diri memasak nasi goreng untuk sarapan bersama-sama.

Kegemaran berkemah dan memasak juga ditunjukkan Sri Sultan HB IX tatkala menghadiri Perkemahan Wirakarya di Lebakharjo, Malang Selatan, tahun 1978. Sultan Hamengkubuwono IX waktu itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Kebiasaan ikut berkemah itu sedikit merepotkan panitia karena pasukan pengamanan Wakil Presiden harus menyesuaikan aturan protokoler untuk pengamanan. Demi menghormati kegemaran Kak Sultan yang ikut berkemah, Bupati Malang Suwignjo akhirnya juga ikut berkemah.

Pandu Agung, Bapak Pramuka Indonesia

Parni Hadi, editor sekaligus ketua tim penerbitan buku "Hamengku Buwono IX, Inspiring Prophetic Leader" mengatakan Sultan HB IX merupakan sosok pemimpin yang 'profetik'. Mantan Pemimpin Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA itu menjelaskan, pemimpin "profetik" cenderung menjalankan kekuasaannya bukan hanya dengan kecanggihan logika berpikir atau sikap profesionalnya, tetapi melibatkan faktor spiritualitas, yakni melibatkan Tuhan Yang Maha Esa dalam menjalankan kepemimpinan.

Tak heran jika dalam kiprah kepemimpinannya di gerakan kepanduan dan Pramuka Indonesia, Sultan Hamengkubuwono IX juga mendapat julukan Pandu Agung. Julukan ini disematkan karena sosoknya yang mencerminkan seorang guru dan panutan bagi Pramuka Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun