Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Meneladani Prinsip Khalifah Umar bin Khattab tentang Politik Dinasti

19 Juli 2020   23:45 Diperbarui: 21 Juli 2020   08:10 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagi Umar, kekeluargaan tidak berarti bahwa keadilan boleh dilangkahi dan diinjak-injak (ilustrasi diolah dari Canva)

Umar juga tidak mau mengabulkan permohonan orang-orang yang memintanya agar Abdullah bin Umar dimasukkan sebagai salah seorang  dari 6 anggota tim formatur yang akan berunding dan memilih calon khalifah selanjutnya. Kepada mereka Umar berkata,

"Cukuplah seorang saja di antara keluarga Umar yang akan dituntut pertanggungjawabannya dalam hal ini (kepemimpinan), yakni Umar."

Padahal, Umar sebagaimana kaum muslimin saat itu tahu dengan pasti kapasitas dan kapabilitas Abdullah bin Umar. Namun, Umar dengan tegas tak hendak mengambil kesempatan "mentang-mentang putera Amirul Mukminin" agar putranya dapat menjadi khalifah yang akan menggantikannya.

Menurut Umar,

"Yang takwa dan adil itu bukan hanya keluarga Umar saja. Masih banyak lagi di antara kaum muslimin yang ketakwaan  dan keadilannya tidak kurang dari Umar. Seandainya Umar lebih mengutamakan putra atau keluarga sendiri, berarti ia pilih kasih dan menyombongkan diri."

Umar tidak ingin apabila ia mengangkat putranya atau salah seorang dari keluarganya sebagai pemimpin, maka kelak penguasa-penguasa yang lain akan mengangkat keluarga mereka secara sembrono dengan alasan sudah dicontohkan oleh Umar. Oleh sebab itu, Umar menggariskan satu prinsip penting perihal apa yang saat ini kita sebut politik dinasti:

"Barangsiapa mengangkat orang kesayangan atau keluarganya untuk suatu jabatan, yang tak ada alasan untuk mengangkatnya selain karena hubungan keluarga dan kasih sayang, maka berarti ia telah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun