Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Meneladani Prinsip Khalifah Umar bin Khattab tentang Politik Dinasti

19 Juli 2020   23:45 Diperbarui: 21 Juli 2020   08:10 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagi Umar, kekeluargaan tidak berarti bahwa keadilan boleh dilangkahi dan diinjak-injak (ilustrasi diolah dari Canva)

"Coba jelaskan hai Abdullah, bagaimana unta-unta milikmu gemuk sementara unta-unta lainnya yang ada disini biasa saja?" tanya Khalifah Umar.

"Mulanya unta-unta itu kurus", ujar Abdullah, "saya beli dengan uang saya, kemudian saya kirim ke tempat pengembalaan dan nanti akan diperjualbelikan, dan mengharap keuntungan seperti yang diharapkan orang lain...."

"Lalu tatkala mereka melihatnya...", sela Umar dengan sentilan menyengat, "orang-orang akan berkata: 'Gembalakan unta putera Amirul Mu'minin...., sediakan minumannya secukupnya....' Dengan demikian hai putra Amirul Mu'minin, untamu jadi gemuk dan keuntunganmu berlipat ganda!"

Kemudian seru Khalifah:
"Hai Abdullah bin Umar, putra Amirul Mu'minin! Ambil kembali modalmu yang telah kamu gunakan untuk membeli unta-unta itu...., dan serahkan keuntungannya kepada Baitulmal milik kaum muslimin!"

Abdullah bin Umar  tidaklah melakukan perbuatan mungkar, ia hanya menggunakan hartanya yang halal untuk mencari keuntungan yang halal dalam suatu perdagangan yang halal pula. Sementara kepribadiannya, akhlaqnya, agamanya, tak usah diragukan lagi ketangguhannya.

Tapi.....karena ia putra seorang Amirul Mu'minin, maka Umar bin Khattab menghalanginya untuk mendapatkan haknya. Umar khawatir, kalau hubungan keturunan dengan dirinya itulah yang menjadi sebab Ibnu Umar memperoleh keuntungan, yang peluangnya tak akan bisa diperoleh orang-orang selainnya.

Sikap Tegas Khalifah Umar bin Khattab Kepada Keluarganya

Itulah salah satu contoh sikap tegas Umar bin Khattab terhadap keluarganya sendiri. Kalau kita membaca kisah hidup Umar bin Khattab pada masa kekhalifahannya, kita akan mendapati bagaimana ketegasan  Umar agar seluruh keluarganya tidak dapat menikmati fasilitas negara sehubungan dengan kedudukannya sebagai khalifah, pemimpin kaum muslimin.

Ketegasan itu dilandasi penghormatannya yang tiada tara terhadap tanggung jawab, dan penghormatan yang sebesar-besarnya terhadap amanat, yakni amanat sebagai pemegang kepemimpinan dan kepala pemerintahan.

Sebagai pemimpin, Umar sangat menyadari bahwa ujian yang paling berat dalam menunaikan amanat pemerintahan adalah mengenai hubungannya dengan kaum keluarganya. Umar ingin memastikan bahwa dirinya selaku kepala pemerintahan dapat mempersamakan keluarganya dengan orang lain yang menjadi rakyatnya di hadapan undang-undang yang sama dan keadilan yang serupa.

Bagi Umar, kekeluargaan tidak berarti bahwa keadilan boleh dilangkahi dan diinjak-injak, atau undang-undang itu dapat dibengkokkan apalagi diabaikan dan dibatalkan. Bahkan akibat hubungan kekeluargaan ini, keluarga Umar sampai terhalang mendapatkan hak yang mereka usahakan sendiri, seperti yang sudah kita ketahui dari kisah unta milik Abdullah bin Umar di atas.

Prinsip Umar bin Khattab Tentang Politik Dinasti

Selain membentangkan garis pembatas yang sangat kuat antara dirinya selaku kepala pemerintahan dengan keluarganya, Umar juga sangat anti pada politik dinasti. Sewaktu Umar hendak wafat usai sakit keras akibat diracun orang Yahudi, ia menolak usulah Mughirah bin Syu'bah agar ia langsung mengangkat putranya Abdullah bin Umar sebagai khalifah berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun