"Saya nggak tahu. Terus dia datangnya dari kelurahan dari luar Indonesia dan sebagainya kita nggak tahu. Makanya warga datang ke kita, seperti itu saja," katanya.
Baiklah, kita terima mentah-mentah saja pengakuan lurah Asep. Mungkin dia benar-benar tidak tahu wajah tamu di hadapannya itu buronan yang dicari Kejagung. Mungkin juga dia tidak pernah mendengar nama Djoko Tjandra sebagai DPO kasus hak tagih Bank Bali. Saking sibuknya melayani warga, lurah Asep tak sempat membaca berita-berita seperti itu.
Lebih baik kita bahas kesaktian dan keterampilan yang sudah diperlihatkan Djoko Tjandra saja, siapa tahu kelak kita bisa belajar dan menirunya. Salah satunya adalah "Bagaimana Cara Membuat e-KTP Hanya Dalam Waktu Setengah Jam Saja?"
Ini jenis keterampilan yang sangat berguna. Kelak, saat kita hendak mengurus e-KTP entah karena hilang, pindah alamat maupun ganti status (status perkawinan, bukan status sosial apalagi status seksual) dan kita dipersulit petugas kelurahan maupun Disdukcapil, kita tinggal kasih contoh kasus Djoko Tjandra.
"Kurang dari satu jam (pembuatan e-KTP). Memang sehari kelarnya. Karena kesulitan-kesulitan dulu blangko KTP-nya ini yang kosong karena kita tidak bisa mencetak, makanya kemarin-kemarin sudah sesuai yang kita harapkan ada ketersediaan. Blangko KTP-nya ada, sistemnya bagus memungkinkan untuk jadi cepat kenapa tidak kita bantu cetakkan gitu. Pelayanan pelayanan prima harus hari itu selesai. Kalau kita tunda sementara, seharusnya bisa selesai itu yang menjadi permasalahan," ujar Asep.
Nah, seperti yang dikatakan lurah Asep sendiri, normalnya pembuatan e-KTP itu kurang dari satu jam, maksimal satu hari lah. Makanya, jangan percaya bila saat mengurus e-KTP terus petugas yang melayani mengatakan harus menunggu satu dua minggu (kadang ada yang sampai berbulan-bulan) dengan alasan blanko kosong, tinta print habis, atau alat rekam sidik jari rusak, itu semua omong kosong. Katakan saja ke petugasnya,
"Djoko Tjandra saja bisa bikin e-KTP setengah jam, mengapa saya harus menunggu berminggu-minggu?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H