Luar biasa sakti orang yang bernama Djoko Tjandra ini. Jadi buronan Kejagung bertahun-tahun, dia tidak pernah ketahuan di mana lokasi tepatnya.
Eh, ditengah upayanya menghindari penangkapan pihak yang berwenang, Djoko TJandra dengan tenang seenaknya melenggang di kelurahan Grogol Selatan. Â Di sana, Djoko Tjandra dengan ditemani pengacaranya Anita Kolopaking (serius nanya, apakah pengacara ini ada hubungan kekerabatan dengan Novia Kolopaking?) hendak mengurus e-KTP.
Biasanya, yang melayani pembuatan e-KTP di kelurahan adalah staf kelurahan dibantu petugas dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil). Tapi karena Djoko Tjandra orang sakti mandraguna, dia langsung ditemui lurah Grogol Selatan, Asep Subahan.
"Sebelumnya saya dihubungi oleh pengacaranya untuk menanyakan status kependudukan Pak Djoko Tjandra, apakah KTP-nya Pak Djoko Tjandra ini dengan informasi KTP masih ada atau tidak, masih berlaku atau tidak. Itu yang Bu Anita komunikasikan ke saya," ujar Asep.
Saat itu Asep mengaku mengecek ke sistem dan menemukan datanya tapi belum masuk ke e-KTP. Setelah itu, Asep mengatakan Djoko Tjandra harus datang ke kelurahan untuk direkam sidik jarinya.
"Syaratnya harus yang bersangkutan datang karena itu kan harus direkam KTP dan sidik jari itu tidak bisa diwakilkan, kalau yang lain-lain mungkin bisa diwakilkan," ucap Asep.
Sakti kan? Bu Anita, pengacara Djoko Tjandra tidak menelpon kantor kelurahan untuk bertanya status kependudukan kliennya, tapi dia langsung menelpon lurahnya. Penduduk biasa mana bisa begitu?
Jangankan menelpon lurah, tahu nomor telponnya saja tidak. Alhasil, sebagai warga negara biasa dan taat hukum, kita harus datang ke kelurahan untuk bertanya. Bukan dengan jalan pintas langsung menelpon pak lurah.
Djoko Tjandra kembali menunjukkan kesaktiannya saat datang ke kantor kelurahan. Berstatus DPO sejak 2008, dan wajah serta namanya sering terpampang dan diberitakan media massa seluruh Indonesia, lurah Asep mengaku tidak tahu jika yang datang ke kantor kelurahan Grogol Selatan itu buronan korupsi kelas paus.
Asep juga mengaku awalnya tidak tahu bila Djoko Tjandra merupakan terpidana kasus hak tagih (cessie) Bank Bali. Apa yang dilakukannya semata-mata untuk membantu warga mendapatkan e-KTP.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!