Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pelajaran Menulis dari Secangkir Kopi (Bagian 2)

25 Juni 2020   16:28 Diperbarui: 25 Juni 2020   16:35 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selama beberapa orang membaca tulisan kita, itu harusnya sudah cukup membuat kita senang (ilustrasi: unsplash.com/Leone Venter)

Sudah belajar cara membuat kopi yang enak? 

Sekarang, coba sajikan kopi buatanmu kepada beberapa orang teman atau keluarga sekaligus. Tanyakan pada mereka, bagaimana rasa kopi racikanmu itu.

Mungkin ada yang bilang enak, rasanya pas, aroma kopinya sangat terasa. Intinya, ada yang menikmati dan senang dengan kopi racikanmu.

Mungkin pula ada yang bilang gulanya atau susunya terlalu banyak, kopinya terlalu pahit. Jangan cepat tersinggung jika ada yang berkomentar seperti itu. Bukan karena mereka tidak menghargai, melainkan kopi racikanmu yang barangkali tidak sesuai dengan selera mereka.

Selera Setiap Orang Berbeda terhadap Tulisan Kita

Tulisan juga sama seperti minuman kopi atau masakan secara umum. Setiap penulis memiliki resep rahasia dan cara meracik bumbu kata-kata yang berbeda.

Biasanya aku membutuhkan waktu empat hingga lima jam atau bahkan berhari-hari untuk artikel yang panjangnya sekitar satu hingga dua ribu kata. Itu baru satu artikel, belum lagi buku, yang mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan, bertahun-tahun, bahkan beberapa dekade bagi penulis untuk menyelesaikannya.

Sebagai contoh, Margaret Michell harus menulis selama hampir sepuluh tahun sebelum bisa menerbitkan Gone with the Wind. Victor Hugo menghabiskan 16 tahun menulis dan memoles mahakarya Les Miserables. Dengan investasi waktu yang sangat besar, apakah masuk akal jika penulis mengharapkan orang lain menyukai tulisan mereka?

Tentu saja! Bentuk penghargaan dari karya tulis kita adalah saat setiap kata-kata yang kita tuliskan dapat dibaca setiap orang. Tetapi, kenyataannya tidak seindah yang kita bayangkan.

Sebagian besar pengalaman menulisku adalah menulis di Kompasiana. Beberapa tulisan kutayangkan di blog pribadi. Sedangkan artikel-artikel ilmiah lebih banyak kuungah di situs Academia.

Meskipun banyak di antara ribuan artikel yang telah kuterbitkan di Kompasiana mendapat puluhan ribu hit atau bahasa sederhananya dibaca banyak orang, artikel-artikel lainnya nyaris tidak memiliki peminat.

Beberapa artikel dengan topik yang aku minati dan lumayan serius seperti tips menulis maupun self-improvement (peningkatan diri) hampir tidak memiliki pembaca. Sementara artikel-artikel ringan yang kadang kutulis sambil lalu malah diminati banyak pemirsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun