Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia Darurat Humor, Ketika Tertawa "Dilarang" Negara

18 Juni 2020   22:53 Diperbarui: 18 Juni 2020   22:56 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan humor, arti dari kalimat kritik bisa diterima tanpa rasa bersalah (ilustrasi diolah dari Canva)binta

"Yang bersangkutan minta maaf jika hal tersebut menyinggung institusi Polri, sehingga kami adakan press release untuk minta maaf dan bilang bahwa yang bersangkutan tidak ada niat apa-apa," tutur Irvan saat dikonfirmasi, Rabu, 17 Juni 2020.

Aneh kan? Mengapa kutipan yang sudah begitu lama beredar di masyarakat Indonesia sekarang dipermasalahkan? Padahal, dulu mantan Kapolri Tito Karnavian pernah mengutip joke dari Gus Dur dan mengatakan itu adalah kritik yang membangun bagi institusi penegak hukum Indonesia.

Indonesia Darurat Humor?

Dua kasus itu seperti menjadi sinyal bahwa bangsa kita mendadak kehilangan sense of humor, hingga netizen meneriakkan tagar Indonesia Darurat Humor di dunia maya. Namun, aku berharap tidak seperti itu.

Humor merupakan salah satu bagian penting dari kepribadian kita. Memiliki selera humor yang baik, sebagaimana atribut keramahan dan kesopanan, adalah salah satu penghantar besar dari roda interaksi sosial. Humor dapat membuat sebuah kritik bisa disampaikan dengan lebih enak.

Dengan humor, alih-alih marah dan menggunakan kata-kata kasar, arti dari kalimat kritik itu bisa diterima tanpa rasa bersalah. Dengan humor, orang bisa mengatakan sesuatu yang terlihat berat menjadi lebih ringan. Sebuah lelucon sering bisa mengatakan kebenaran yang sulit untuk dikatakan dalam bentuk aslinya.

Setiap orang memiliki sense of humor meski dalam kadar yang berbeda-beda. Setiap orang sudah pasti memiliki kekayaan humor yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Memiliki selera humor yang bagus berarti bisa tertawa - atau setidaknya melihat humor - dalam absurditas kehidupan. Dengan kata lain, kita memiliki sesuatu yang bisa kita tertawakan, bahkan dalam situasi terburuk sekalipun.

Misalnya kita habis kecopetan atau dompet kita hilang. Kemudian ketika sedang berkumpul dengan teman-teman, kita hendak menceritakan pengalaman buruk tadi. Alih-alih menceritakan secara detil dengan raut wajah sedih, dengan maksud mencari simpati dari teman-teman kita, kita bisa menceritakannya dalam versi humor.

"Sial, dompetku kecopetan."

"Waduh, terus gimana? Apa saja yang hilang?"

"Gak banyak sih. Paling cuma duit 3 juta. Sisanya bon dan surat utang 10 juta. Untung saja di surat-surat utang itu ada perjanjian 'Barang siapa menemukan surat utang ini harus melunasinya'".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun