Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

"Passive Income" Itu Mitos!

12 Juni 2020   21:28 Diperbarui: 12 Juni 2020   21:26 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika banyak orang mengeluh kehilangan pekerjaan karena pandemi Covid-19, beberapa orang lainnya tenang-tenang saja. Ketika banyak orang mengeluh tabungan mereka terkuras habis untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, beberapa orang lainnya tidak perlu mengkhawatirkan apapun juga.

Mereka, yang tidak mengeluh di saat sulit seperti ini biasanya punya sesuatu yang disebut "passive income"" atau "penghasilan pasif".

 Hampir tak ada orang yang tidak tergiur untuk memiliki "passive income"". Jangan heran bila artikel-artikel yang mengulas "bagaimana cara mendapatkan "passive income"" dengan mudah" memperoleh banyak kunjungan pembaca. Jangan heran pula disetiap kolom komentar berita kalian akan menjumpai komentar-komentar yang menawarkan cara mendapatkan "passive income"".

Tak perlu kerja, uang datang dengan sendirinya. Begitu persepsi banyak orang tentang istilah "passive income".

Tapi, benarkah persepsi tersebut? Benarkah pendapatan atau uang itu bisa datang dengan sendirinya tanpa harus bekerja? Atau, jangan-jangan ini hanya mitos belaka?

Definisi Passive Income

Mari kita mulai dengan definisi "pasif" terlebih dahulu. Menurut KBBI, "pasif" artinya:

bersifat menerima saja; tidak giat; tidak aktif

Kalau digabungkan dengan kata 'pendapatan', definisi sederhana dari 'pendapatan pasif' artinya 'pendapatan yang diterima dengan begiu saja dengan tidak (perlu) aktif (bekerja).

Dalam arti keuangan yang lebih kompleks, definisi "penghasilan pasif" umumnya mengacu pada pendapatan yang dihasilkan dari investasi seperti saham, obligasi & bisnis properti.

Namun pada saat ini, definisi tersebut sudah berkembang dalam cakupan yang lebih luas ke semua jenis kegiatan, seiring dengan persepsi masyarakat umum bahwa 'aktif' itu sama dengan 'bekerja'. Selain definisi "passive income"" yang sebenarnya seperti di atas, seseorang dikatakan memiliki "passive income"" bila ia:

  • Menjual produk informasi seperti buku dan kursus
  • Memperoleh pendapatan dari iklan di blog, podcast, YouTube
  • Multi Level Marketing

Apakah Penghasilan dari Iklan Blog dan YouTube Termasuk "Passive Income"?

Nah, sekarang mari kita bedah alasannya mengapa saya katakan "passive income"" itu mitos seperti judul artikel ini. Berbicara sebagai seseorang yang saat ini terlibat atau pernah terlibat dalam hampir semua kegiatan yang tercantum di atas, saya dapat memberi tahu kalian dengan pasti bahwa tidak satu pun dari kegiatan tersebut yang murni "pasif".

Bagaimana bisa?

Semua jenis kegiatan yang oleh banyak orang dikatakan menghasilkan "passive income"" ternyata butuh kegiatan yang "aktif".

Saya arahkan dulu penjelasannya pada kegiatan yang sekarang saya tekuni, yakni blogging. Memang, sangat memungkinkan setiap blogger itu memperoleh pendapatan dari iklan yang dipasang di blog mereka. Tapi, sebelum mereka memperoleh "passive income"" dari iklan, blogger harus "aktif bekerja". Dan, itu membutuhkan waktu yang lama sebelum iklan mulai menampakkan hasilnya.

Butuh waktu minimal 3 bulan setelah blog baru dibuat agar dapat menarik perhatian pemasang iklan. Jika kita menginginkan blog itu dipasangi iklan dari Google, kita harus mengisi blog dengan tulisan sekurang-kurangnya 20 artikel dan usia blog minimal 6 bulan . Itu juga belum tentu langsung disetujui karena masih ada beberapa pertimbangan lainnya.

Apakah setelah disetujui dan blog dipenuhi iklan, kita bisa langsung menikmati hasilnya?

Masih lama, tergantung berapa banyak pengunjung yang mampir membaca. Khusus untuk pendapatan dari iklannya Google, kita harus bisa mengumpulkan minimal Rp. 1.300.000 sebelum "passive income"" itu bisa ditarik ke rekening bank kita.

Begitu pula dengan YouTube. Sebelum setiap video YouTube yang kita unggah itu menghasilkan "passive income"", kita harus aktif bekerja membuat berbagai macam konten yang dapat menarik minat 1000 pemirsa untuk berlangganan. Di luar itu, berbagai konten yang kita unggah di kanal YouTube juga sudah harus ditonton selama 4000 jam.

Bahkan jika kita memiliki pemirsa yang banyak dan sudah menghasilkan uang dari blog atau saluran YouTube, kita masih harus terus membuat artikel atau mengunggah konten video. Keduanya membutuhkan banyak pekerjaan aktif.

Sama halnya dengan Multi Level Marketing. Sebelum kita menikmati "passive income"", kita harus bekerja keras meyakinkan orang lain untuk ikut memasarkan dan berada di bawah jaringan pemasaran yang kita bangun.

"Passive Income" Berasal dari "Active Income"

Bagaimana dengan "passive income"" yang berasal dari investasi. Bukankah kita tidak perlu bekerja?

Benar. Satu-satunya "penghasilan pasif" yang ada adalah pendapatan yang kita terima dari investasi. Jika kita memiliki saham, obligasi, atau properti yang disewakan (dengan manajemen pihak luar), kita menerima penghasilan tanpa melakukan apa pun.

Tapi.....

Coba tanyakan pada diri sendiri: Bagaimana cara mendapatkan modal untuk investasi tersebut?

Dari mana modal untuk membangun properti yang kemudian kita sewakan? Dari mana modal untuk membeli saham atau obligasi?

Jawabannya jelas, dari penghasilan aktif!

Kecuali jika kita memperoleh warisan investasi dari orangtua atau memenangkan lotre (bahkan untuk membeli kupon lotre kita butuh penghasilan aktif).

Dengan kata lain, sebelum kita mendapatkan penghasilan pasif dari investasi, kita harus mendapatkan penghasilan aktif dengan bekerja terlebih dahulu. Logika sederhananya seperti ini kan?

"Passive income"" itu mitos. Penghasilan pasif tidak akan ada tanpa penghasilan aktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun