Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

"Passive Income" Itu Mitos!

12 Juni 2020   21:28 Diperbarui: 12 Juni 2020   21:26 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, sekarang mari kita bedah alasannya mengapa saya katakan "passive income"" itu mitos seperti judul artikel ini. Berbicara sebagai seseorang yang saat ini terlibat atau pernah terlibat dalam hampir semua kegiatan yang tercantum di atas, saya dapat memberi tahu kalian dengan pasti bahwa tidak satu pun dari kegiatan tersebut yang murni "pasif".

Bagaimana bisa?

Semua jenis kegiatan yang oleh banyak orang dikatakan menghasilkan "passive income"" ternyata butuh kegiatan yang "aktif".

Saya arahkan dulu penjelasannya pada kegiatan yang sekarang saya tekuni, yakni blogging. Memang, sangat memungkinkan setiap blogger itu memperoleh pendapatan dari iklan yang dipasang di blog mereka. Tapi, sebelum mereka memperoleh "passive income"" dari iklan, blogger harus "aktif bekerja". Dan, itu membutuhkan waktu yang lama sebelum iklan mulai menampakkan hasilnya.

Butuh waktu minimal 3 bulan setelah blog baru dibuat agar dapat menarik perhatian pemasang iklan. Jika kita menginginkan blog itu dipasangi iklan dari Google, kita harus mengisi blog dengan tulisan sekurang-kurangnya 20 artikel dan usia blog minimal 6 bulan . Itu juga belum tentu langsung disetujui karena masih ada beberapa pertimbangan lainnya.

Apakah setelah disetujui dan blog dipenuhi iklan, kita bisa langsung menikmati hasilnya?

Masih lama, tergantung berapa banyak pengunjung yang mampir membaca. Khusus untuk pendapatan dari iklannya Google, kita harus bisa mengumpulkan minimal Rp. 1.300.000 sebelum "passive income"" itu bisa ditarik ke rekening bank kita.

Begitu pula dengan YouTube. Sebelum setiap video YouTube yang kita unggah itu menghasilkan "passive income"", kita harus aktif bekerja membuat berbagai macam konten yang dapat menarik minat 1000 pemirsa untuk berlangganan. Di luar itu, berbagai konten yang kita unggah di kanal YouTube juga sudah harus ditonton selama 4000 jam.

Bahkan jika kita memiliki pemirsa yang banyak dan sudah menghasilkan uang dari blog atau saluran YouTube, kita masih harus terus membuat artikel atau mengunggah konten video. Keduanya membutuhkan banyak pekerjaan aktif.

Sama halnya dengan Multi Level Marketing. Sebelum kita menikmati "passive income"", kita harus bekerja keras meyakinkan orang lain untuk ikut memasarkan dan berada di bawah jaringan pemasaran yang kita bangun.

"Passive Income" Berasal dari "Active Income"

Bagaimana dengan "passive income"" yang berasal dari investasi. Bukankah kita tidak perlu bekerja?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun