Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tolong Hargai "Prasangka Buruk" Tenaga Kesehatan pada Setiap Pasien

6 Juni 2020   17:22 Diperbarui: 6 Juni 2020   17:23 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini banyak terdengar suara sumbang terhadap tenaga kesehatan yang menangani pasien dalam pengawasan. Mereka dituduh menerima suap dan mencari keuntungan besar dengan memperlakuan pasien sesuai prosedur dan standar Covid-19.

Polemik itu muncul menyusul terjadinya beberapa kasus yang viral lewat video di medsos. Seperti keluarga pasien asal Kabupaten Bulukumba, yang meronta karena tidak ingin anggota keluarga mereka dikuburkan dengan protokol Covid-19.

Ada pula  insiden satu jenazah berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Rumah Sakit Dadi Kota Makassar, Sulawesi Selatan, diambil paksa oleh pihak keluarganya dengan membawa senjata tajam.

Aksi ini dilakukan lantaran keluarga pasien menolak anggota keluarga mereka yang meninggal akan dimakamkan dengan standar Covid-19. Mereka menerobos masuk ke ruang ICU dan mengambil paksa jenazah yang telah dibalut kain.

Tudingan Tenaga Kesehatan Mengambil Untung Adalah Fitnah Keji

Menanggapi tuduhan masyarakat yang disuarakan di berbagai media sosial itu, Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar, dr Wachyudi Muchsin, menganggap tudingan itu adalah fitnah keji.

"Mewakili dokter, pertama ingin mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh masyarakat yang keluarganya meninggal terpapar virus corona, baik itu dalam status PDP maupun positif Covid-19. Baik itu masyarakat biasa, maupun dokter serta tenaga medis yang gugur," ujarnya.

Yudi menjelaskan, untuk kasus yang masih berstatus PDP dan meninggal dunia, pemerintah melalui tim Gugus Covid mengambil pilihan yang dianggap lebih aman untuk pemakamannya, yakni secara prosedur Covid-19, dengan tujuan dapat menekan laju penyebaran penyakit yang sangat cepat.

Kendati demikian, kata dia, di sini terkadang timbul persoalan banyak, karena hasil tes swab belum keluar, namun jenazah sudah dikubur dengan prosedur Covid-19.

Memang benar apa yang dikatakan dr. Wachyudi Muchsin. Penanganan pasien yang meninggal secara prosedur Covid-19 tak lain hanya bertujuan untuk menekan laju penyebaran penyakit Covid-19 yang sangat cepat.

"Prasangka buruk" tenaga kesehatan yang memperlakukan jenazah setiap Pasien Dalam Pengawasan dengan prosedur Covid-19 wajib kita hargai. Sebagaimana mereka memperlakukan pasien yang menderita gejala virus corona.

Bagaimana seandainya hasil swab PCR membuktikan pasien yang meninggal itu negatif corona?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun