Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membandingkan Jokowi dengan Jacinda Ardern dalam Penanganan Pandemi Covid-19

25 April 2020   08:18 Diperbarui: 25 April 2020   08:17 1763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jacinda Ardern dianggap salah satu pemimpin yang sukses menangani pandemi Covid-19 (foto: Xinhua melalui theguardian.com)

Ardern mengatakan dia bersimpati dengan keadaan yang harus dialami semua warga Selandia Baru saat mendapat pesan peringatan darurat tanda dimulainya lockdown nasional. Ardern memahami bahwa lockdown ini akan menyebabkan kehidupan normal warganya berhenti sementara.

Di setiap sesi Facebook Live, dia meyakinkan rakyatnya bahwa dia juga sama merasakan kecemasan dan kesulitan akibat lockdown total. Dengan gaya komunikasinya yang jelas, Ardern mengatakan sebagai orang tua dia tahu betapa sulitnya mengasuh anak hanya di rumah saja. Tapi itu harus dilakukan karena virus corona dapat hidup di permukaan selama 72 jam.

Jacinda Ardern Tak Pernah Menawarkan Harapan Palsu

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan warga Selandia Baru kepada Ardern adalah karena dia selalu tampil apa adanya. Ardern tidak memoles kehidupan pribadinya untuk mendapatkan simpati atau pencitraan diri.

Dalam sesi Facebook Live yang lebih baru, salah satu staf Ardern berjalan ke kantornya tepat ketika dia meluncurkan penjelasan terperinci tentang seperti apa hidup ini setelah pemerintah mulai mengurangi batasan karantina.

"Oh, lihat, ini Leroy!" dia berseru, meyakinkan pemirsa bahwa dia juga sedang bekerja dari rumah. Mainan anak-anak terlihat di belakang mejanya. Pemandangan itu sepertinya cocok untuk era di mana pekerjaan dan kehidupan pribadi nyaris tidak memiliki garis pembatas yang jelas.

Ardern tidak pernah menawarkan harapan palsu kepada rakyatnya. Dia tidak menjajakan informasi yang salah dan tidak menyalahkan keadaan. Ardern hanya mencoba untuk mengelola harapan semua orang dan pada saat yang sama mengemukakan fakta dan kenyataan yang harus dihadapi setiap orang dalam situasi pandemi seperti sekarang.

Gaya komunikasi empati dipasangkan Ardern dengan kebijakannya yang telah menghasilkan hasil nyata. Dengan mengusung moto "Go Hard, Go Early", Jacinda Ardern memerintahkan karantina nasional yang ketat jauh lebih awal daripada yang dilakukan negara lain.

Pemerintah Selandia Baru juga melarang wisatawan dari Tiongkok pada awal Februari, sebelum melaporkan adanya satu kasus positif virus corona. Mereka juga menutup perbatasannya untuk semua nonresiden pada pertengahan Maret, ketika sudah mendapat beberapa kasus positif Covid-19.

Bagaimana dengan gaya kepemimpinan presiden Jokowi?

Membandingkan Jokowi dengan Jacinda Ardern

Ingin rasanya saya mempercayai apapun kebijakan yang diputuskan Jokowi. Namun, rasanya sulit sekali.

Sejak awal, pemerintah kita terlalu meremehkan pandemi Covid-19. Saling silang pernyataan antar pejabat pemerintah juga menjadi bukti presiden Jokowi tidak mampu meyakinkan para pembantunya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun