Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Kebaikan Tersembunyi Saat Ramadan di Tengah Pandemi

23 April 2020   09:48 Diperbarui: 23 April 2020   09:55 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adanya pasar takjil atau pasar rakyat selama Ramadan sering membuat kita konsumtif (dokpri)

Entah mengapa, kita seakan sulit untuk menghindar dari sikap konsumtif dan gaya hidup hedonis justru saat bulan Ramadan tiba. Ada saja godaan untuk membeli ini atau itu ketika waktu untuk berbuka puasa telah tiba.

Seakan-akan ketika waktu berbuka tiba, kita harus membalas dendam. Jadinya, bulan Ramadan malah kita maknai sebagai ritual menahan lapar dan dahaga belaka. Idealnya, ketika seseorang berpuasa dengan cara yang benar, seharusnya ketika berbuka, dia tidak berlebihan atau balas dendam pada makanan.

Sementara kita tahu, Allah melalui firman-Nya dalam Al-Qur'an surah Al A'raf ayat 31 mengajarkan pada kita bahwa berlebihan akan menyeret kita pada kemubaziran, dan hal tersebut akan menjadikan kita berkawan dengan syaitan.

Penyebab perilaku boros dan konsumtif yang kita lakukan saat puasa Ramadan salah satunya muncul karena kita terlalu sering menghabiskan waktu diluar. Godaan itu datang ketika mata kita jelalatan melihat berbagai macam barang yang dipajang di toko atau outlet-outlet di pusat perbelanjaan.

Perilaku konsumtif itu juga dapat muncul saat kita -- dengan alasan silaturahim- mengadakan acara buka puasa bersama. Sah-sah saja kita mengadakan buka bersama dengan niat untuk menyambung tali silaturahim. Tapi akan lain jadinya jika acara buka bersama itu kita lakukan hampir setiap hari. Apalagi acara buka bersamanya di restoran atau cafe mewah. Memangnya pernah kita buka bersama di warteg atau warung makan pinggir jalan?

Puasa mengajarkan umat Islam untuk dapat memilah antara kebutuhan dan keinginan.  Puasa juga mengajarkan kita untuk memiliki empati kepada mereka yang tidak pernah mendapat nikmat makanan berlebih dan sehari-hari bersahabat dengan rasa lapar.

Pandemi Covid-19 Menghindarkan Kita Dari Perilaku Konsumtif Saat Puasa

Ibadah puasa Ramadan di tengah pandemi Covid-19 ini bisa mengembalikan hakekat puasa yang sebenarnya. Tidak adanya pasar takjil bisa menjadi penahan diri kita untuk tidak membeli makanan secara berlebihan. Larangan berbuka puasa bersama juga bisa membantu kita untuk lebih berhemat, apalagi mengingat kondisi perekonomian kita yang nyaris tenggelam diterjang virus corona.

Berbagai batasan yang kita alami saat menunaikan ibadah puasa tahun ini justru membawa kebaikan pada nilai ibadah puasa kita. Kelebihan rejeki yang biasanya kita habiskan untuk membeli makanan berlebih bisa kita sedekahkan pada mereka yang lebih membutuhkan.

Di bulan Ramadan ini, setiap perbuatan baik dihitung sebagai sedekah. Dan, kata Rasulullah SAW, sedekah yang paling baik itu adalah yang dilakukan di bulan Ramadan.

Cara terbaik untuk tetap tenang menjalankan ibadah puasa di tengah kabut kecemasan pandemi Covid-19 adalah fokus pada saat ini. Terima kenyataan apa adanya, sadarilah bahwa diri kita baik-baik saja. Kemudian, maknai hakekat puasa itu dengan sebenarnya.

Memaknai puasa Ramadan secara benar di tengah pandemi Covid-19 tak hanya menghindarkan kita dari perilaku konsumtif, boros dan gaya hidup hedonis. Hal ini juga akan membuat kita lebih menjiwai substansi dari puasa Ramadan itu sendiri, yakni La'allakum Tattaquun, supaya kita lebih bertakwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun