Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mau Daftar Kartu Prakerja Kok Sulitnya Setengah Mati

19 April 2020   13:23 Diperbarui: 19 April 2020   13:25 2398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mas, bantuin daftar kartu prakerja dong."

Pagi-pagi, Udin tetangga gang sebelah sudah datang ke rumah. Aku yang sudah standby di meja teras rumah terpaksa menutup laptop yang sudah menyala.

"Bantuin gimana, Din?" tanyaku tidak mengerti.

"Ya bantuin daftar, Mas. Sekalian nebeng kuota," jawab Udin sambil nyengir.

"Bilang aja minta tetring, pakai alasan bantu daftar segala," kataku sambil menyilakan Udin masuk dan duduk di kursi teras.

"Bukan minta tetring, Mas. Aku kesini memang pingin dibantu daftar kartu prakerja," kata Udin.

"Lha kan tinggal daftar aja. Siapin KTP sama KK, terus nanti kamu foto selfie sambil pegang KTP-mu," jawabku agak kesal. Hilang sudah ide-ide yang hendak kutulis pagi itu.

"Gak semudah itu, Mas. Kata temanku, ada tes macam-macam. Aku mana ngerti Mas. Makanya aku kesini minta dibantu biar lulus tesnya," jelas Udin.

"Tes apaan sih?" tanyaku heran mendengar penjelasan Udin.

"Kayak gini lho Mas. Aku tadi dikirimin temanku yang sudah daftar. Ternyata ada tes, disuruh jawab soal-soal matematika dan macam-macam lagi. Nah, temanku ini ternyata gak lolos tes. Katanya soalnya sulit-sulit," jawab Udin sambil menunjukkan kiriman gambar di handphone-nya.

Tes Motivasi dan Kemampuan Dasar untuk Calon Penerima Kartu Prakerja

Kutengok potongan gambar yang dikirim temannya Udin. Benar, ada semacam soal perhitungan matematika. Karena penasaran dan ingin membuktikan sendiri, aku pun membantu Udin mendaftar kartu prakerja.

Setelah menyelesaikan segala macam kelengkapan administrasi, akhirnya sampai juga pada tes yang dimaksud. Di halaman situs prakerja, tertulis TES MOTIVASI dan KEMAMPUAN DASAR.

Di bawahnya tertulis petunjuk pengerjaan:

  • Pastikan kamu berada di tempat yang kondusif
  • Pastikan kamu berada di tempat dengan koneksi internet yang stabil

Agar pengerjaan tes lancar, pastikan koneksi internet stabil (screenshot pribadi)
Agar pengerjaan tes lancar, pastikan koneksi internet stabil (screenshot pribadi)

Aku lanjutkan mengklik halaman tes. Di sana, ada pertanyaan seputar motivasi mendaftar kartu prakerja. Setelah itu, calon penerima kartu prakerja harus bisa menjawab berbagai soal kemampuan dasar dalam bentuk pilihan ganda. Mulai dari pengetahuan umum, kewarganegaraan sampai hitung-hitungan matematika. Total ada 19 pertanyaan dengan durasi waktu pengerjaan 25 menit.

Dalam pandangan pribadi, aku menilai soal-soal kemampuan dasar ini agak sulit dikerjakan Udin. Tetanggaku ini hanya lulusan SMA, sementara soal-soal itu lebih tepat dikerjakan mahasiswa.

Terus terang, aku sendiri sampai berpikir keras menjawab soal-soal tersebut, terutama perhitungan matematika. Untungnya, ini soal pilihan ganda sehingga aku masih bisa menebak-nebak dan berharap jawabanku benar.

Contoh soal kemampuan dasar kartu prakerja (screenshot pribadi)
Contoh soal kemampuan dasar kartu prakerja (screenshot pribadi)

Setelah 25 menit berpikir keras, akhirnya aku berhasil menyelesaikan seluruh tes kemampuan dasar dan dinyatakan lulus. Namun, masalah lain mendadak muncul.

Calon penerima kartu prakerja yang berhasil lulus Tes Motivasi dan Kemampuan Dasar harus memilih gelombang pelatihan sesuai preferensi. Anehnya, muncul jawaban:

Gelombang Tidak Ditemukan

setiap gelombang pelatihan punya kuota untuk area dan periode tertentu (screenshot pribadi)
setiap gelombang pelatihan punya kuota untuk area dan periode tertentu (screenshot pribadi)

Apa pula maksudnya ini?

Usut punya usut, akhirnya saya menemukan jawabannya di halaman FAQ. Setiap Gelombang pelatihan mempunyai kuota untuk area dan periode tertentu. Jika gelombang pelatihan yang dipilih kuotanya sudah habis, otomatis calon penerima kartu prakerja tidak dapat bergabung.

Mereka dapat mengikuti seleksi lagi pada periode gelombang berikutnya. Tidak perlu memasukkan semua data lagi untuk pendaftaran ulang, tapi tetap harus ikut tes motivasi dan kemampuan dasar.

Aku pun memberitahukan hasil pendaftaran tersebut pada Udin. Kukatakan padanya bahwa gelombang pelatihan sudah habis kuotanya, jadi harus menunggu dibukanya gelombang berikutnya.

"Kok ribet amat ya Mas. Sebenarnya pemerintah itu niat bantu rakyatnya gak sih? Mau daftar kartu prakerja kok sulitnya setengah mati. Harus ikut tes, udah lulus gak dapat gelombang pelatihan," kata Udin kesal.

"Gak tau ya Din. Mungkin saja pemerintah benar-benar ingin menyeleksi siapa yang paling berhak mendapat kartu prakerja. Jadi biar tepat sasaran gitu lho.

"Lha saya apa bukan sasaran yang tepat? Saya kan juga ikut terdampak corona Mas. Lebih parah dibanding mereka-mereka yang masih punya penghasilan walau tidak sebanyak biasanya. Masih syukur mereka punya pegangan uang. Saya sudah seminggu ini gak ada kerjaan," kata Udin melampiaskan kekesalannya.

Aku terdiam sejenak, tidak menanggapi perkataan Udin. Takut nanti salah persepsi.

Kalau dipikir, ungkapan kekesalan Udin ada benarnya. Pemerintah niat membantu rakyatnya atau tidak? Kalau niat membantu, mengapa proses pendaftaran kartu prakerja harus berliku-liku?

Bayangkan, pendaftar kartu prakerja harus punya akses internet yang stabil. Bagaimana dengan mereka yang berada di kota-kota kecil yang infrastuktur digitalnya belum memadai?

Bagaimana juga dengan mereka yang punya keterbatasan pengetahuan dan literasi. Sanggupkah mereka mengerjakan tes kompetensi dan kemampuan dasar yang cukup sulit dikerjakan?

Apa dan siapa yang hendak disasar pemerintah dalam program kartu prakerja ini? Rakyat miskin yang terkena PHK, atau generasi milenial urban yang melek digital dan pengetahuan tapi hobi rebahan saja?

Duh, mengingat betapa besarnya anggaran kartu prakerja yang konon mencapai 20 triliun rupiah, betapa ingin aku mengutuk siapapun juga yang menyalahgunakan anggaran tersebut, demi kepentingan pribadi maupun kelompoknya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun