Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

6 Alasan Belajar Online Sulit Diterapkan di Indonesia

13 April 2020   12:04 Diperbarui: 13 April 2020   12:24 4056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Didukung semakin mutakhirnya teknologi digital, sepertinya belajar online mudah dilakukan. Namun praktiknya tidak demikian (gambar: gbsn.org)

Bagaimana cara menilai kemajuan siswa saat mereka belajar online? Tanyakan itu pada guru dan mereka akan serempak mengatakan: Sulit!

Kompetensi siswa dalam memahami materi yang diajarkan secara online tidak bisa diukur secara pasti. Saat mereka mengerjakan tugas online dari rumah, saya yakin ada campur tangan orangtua.

Berbeda jika mereka ulangan atau ujian di sekolah. Mereka mengerjakan sendiri, sehingga guru bisa menilai seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Itu sebabnya di balik gegap gempitanya siswa merasa senang karena Ujian Nasional dibatalkan lebih awal karena pandemi Covid-19, terselip rasa khawatir dari sebagian orangtua, bagaimana mereka bisa tahu keberhasilan putra-putrinya dalam belajar?

Kesimpulan

Bagaimanapun juga, dengan situasi seperti sekarang ini, pembelajaran online mutlak dilakukan. Keenam alasan yang saya kemukaan bukan bermaksud mengecilkan atau menolak model pembelajaran online.

Hanya saja, seyogyanya para pemangku kebijakan pendidikan di Indonesia bisa mengevaluasi, sejauh mana keberhasilan pembelajaran online yang sudah kita lakukan selama masa pandemi Covid-19 ini. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus bisa mencari model pembelajaran online yang bisa mengakomodir kebutuhan setiap siswa dengan segala keterbatasan mereka.

Penting untuk diperhatikan, pembelajaran online tidak bisa dilakukan dengan hanya meletakkan kamera dan melakukan apa yang guru dan siswa lakukan di kelas. Atau mengunggah presentasi dan dokumen materi belajar lalu memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

Jika hanya itu yang kita pikirkan, pendidikan kita akan jauh tertinggal. Anak-anak kita tidak akan berkembang, baik dari sisi pengetahuan maupun karakter dan kepribadian digital mereka.

Jangan ingat 2020 sebagai "tahun di mana kita kehilangan sekolah", tetapi sebaliknya, ingatlah 2020 sebagai "tahun ketika kita mulai belajar mengajar secara online."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun