Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Apa yang Harus Dilakukan Fresh Graduate Saat Pandemi Covid-19?

2 April 2020   22:56 Diperbarui: 3 April 2020   05:34 2747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagi kalian yang hendak lulus atau fresh graduate di saat pandemi Covid-19, manfaatkan waktu luang dengan sebaik-baiknya (unsplash.com/Andre Hunter)

"Mas, saya kan bulan Juni ini lulus kuliah. Kira-kira apa yang harus saya lakukan saat ada wabah corona seperti sekarang?"

Pertanyaan itu disampaikan seorang peserta kelas virtual Gapura Digital yang saya asuh beberapa hari lalu. Cukup lama saya terdiam dan tidak menjawabnya, karena terus terang saya sendiri tidak tahu apa jawaban yang tepat.

"Kita semua tentu berharap pandemi ini segera berakhir agar kita bisa beraktivitas secara normal kembali. Dalam kondisi menunggu ketidakpastian tersebut, yang bisa kita lakukan hanya berkreativitas, berbuat sesuatu se-kreatif mungkin sekaligus bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain," jawab saya kemudian.

Terdengar normatif dan tidak menyentuh inti pertanyaan yang diajukan. Tapi, untuk sementara memang itu yang bisa saya kemukakan sebagai jawaban dari pertanyaan peserta kelas virtual tersebut.

Setelah kelas selesai, saya kembali merenungi pertanyaan tersebut, "Apa yang harus atau bisa dilakukan fresh graduate di saat pandemi covid-19 seperti sekarang?"

Kecemasan yang Melanda Para Mahasiswa Akhir dan Fresh Graduate

Dari sekian banyak golongan masyarakat yang merasa cemas, satu di antaranya yang mungkin paling merasa cemas akan kondisi seperti sekarang adalah para mahasiswa semester akhir dan mereka yang baru lulus atau fresh graduate. Segala rencana dan masa depan mereka seolah hilang dicuri wabah penyakit.

Tak ada momen wisuda. Tak ada momen pesta perayaan kelulusan. Dan yang lebih mencemaskan lagi, sepertinya tak ada harapan untuk memperoleh pekerjaan.

Dalam kondisi normal saja para lulusan baru harus bersaing ketat untuk mendapat pekerjaan yang diinginkan. Apalagi di saat situasi sangat tidak menentu seperti sekarang.

Banyak perusahaan yang merumahkan karyawannya. Jika mereka membutuhkan karyawan, tentu yang akan dipanggil kembali adalah karyawan lama, bukan mencari karyawan baru. Nyaris tidak ada iklan lowongan pekerjaan yang bisa mereka lamar.

Lantas, bagaimana para fresh graduate itu harus menyikapi kondisi seperti ini?

Banyak yang bilang, di saat seperti ini penting bagi kita untuk tetap menjaga pikiran positif. Namun, menjaga pandangan positif di saat ketidakpastian lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Secara alami, ketidakpastian menciptakan perasaan stres dan kecemasan yang bisa membutakan.

Meski begitu, untuk memiliki karier yang sukses dan kehidupan yang sehat, kita harus mengembangkan cara untuk mengatasi perasaan ini. Dan cara paling efektif untuk melakukan itu, pada titik ini, adalah dengan melatih perhatian kita dan melatih intuisi kita untuk beradaptasi dengan ketidakpastian itu sendiri.

Pandemi Covid-19 membuat kehidupan kita serba dibatasi. Belajar dari rumah, bekerja dari rumah, beribada di rumah. Pokoknya harus di rumah saja. Dunia kita menjadi terbatas di rumah dan lingkungan sekitarnya.

Ada Kreativitas di Balik Setiap Keterbatasan saat Pandemi Covid-19

Dalam situasi ini, saya jadi ingat dengan kutipan dari Soren Kierkegaard, filsuf Denmark dalam bukunya Either/Or,

"Semakin seseorang membatasi dirinya, semakin dia banyak akal."

Sejarah dipenuhi dengan contoh-contoh orang yang merangkul keterbatasan mereka alih-alih melawannya.

  • Seuss menulis bukunya yang paling terkenal dengan hanya menggunakan 50 kata yang berbeda.
  • Ingvar Kamprad hanya punya cukup uang untuk memulai bisnis menjual korek api. Dia mengubahnya menjadi IKEA.
  • George R.R. Martin menulis novel laris menggunakan program Wordstar.
  • Richard Branson telah membangun 400 bisnis meskipun mengalami disleksia.

Keterbatasan memberi kita peluang terbesar untuk kreativitas.

Dengan segala sesuatu yang dibatasi seperti saat ini, mudah saja menghabiskan hidup kita dengan mengeluh tentang terlalu sedikitnya peluang dan sumber daya yang kita butuhkan untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.

Mudah saja bagi Anda, wahai para mahasiswa dan lulusan baru untuk mengeluh tentang peluang kerja yang semakin menipis di tengah terpaan pandemi covid-19.

Tapi, apakah kita mau menghabiskan waktu menunggu ketidakpastian ini dengan mengeluh saja? Alih-alih mengeluh, lebih baik kita gunakan keterbatasan ini untuk mendorong kreativitas. Kita dapat merangkul keterbatasan yang melingkupi kita untuk mendorong setiap pengembangan keterampilan.

Satu-satunya hal yang kita perlukan untuk memulai kehidupan baru dalam era keterbatasan akibat pandemi covid-19 ini adalah perspektif baru.

Sekarang mari kita latih perspektif tersebut: Apa peluang yang bisa kita ambil dari keterbatasan ini?

Menulis

Di saat banyak orang berdiam diri di rumah, mereka butuh informasi terkini, bahan bacaan atau artikel yang menarik dan bisa menghibur hati. Ini adalah peluang yang bisa kita ambil.

Dengan banyak waktu luang karena ruang gerak aktivitas kita dibatasi, mengapa kita tidak mulai menulis?

Ok, katakanlah kalian ingin menulis, tapi khawatir tidak memiliki pembaca. Ingin membuat blog sendiri, tapi khawatir blog tersebut tidak menarik. Ini bukan masalah.

Ada banyak platform menulis yang sudah memiliki pasar pembaca masing-masing. Kompasiana misalnya. Tulis saja, dan biarkan Kompasiana mencarikan pembacanya.

Jangan katakan kalian tidak bisa menulis. Bukankah ada jargon yang bilang "Menulis itu Mudah"? Kalau kalian tidak percaya dengan jargon tersebut, berlatihlah. 

Manfaatkan waktu di rumah untuk berlatih menulis, terus menerus sehingga timbul rasa senang untuk menulis. Dari rasa senang ini, akan hadir kemudahan. Sehingga jargon "Menulis itu Mudah" akan menemui tempatnya.

Pelajari Segala Hal yang Digital

Belajar dari rumah membutuhkan aplikasi digital. Bekerja dari rumah juga butuh aplikasi yang sama. Maka, peluang berikutnya yang bisa kita hadirkan adalah "yang serba digital".

Mulailah untuk beradaptasi dengan dunia digital. Sediakan ruang yang cukup untuk memasang berbagai aplikasi digital yang diperlukan selama pandemi covid-19 ini. Mulai dari aplikasi Zoom, Skype, Houseparty, hingga Google Hangouts Meet.

Jika belum pernah menggunakannya, jangan malu bertanya pada Google. Banyak artikel atau video tutorial yang bisa membantu kita belajar cara menggunakan alat-alat ini.

Kembangkan Kekuatan yang Kita Miliki

Dalam buku Harry Potter dan Piala Api (Harry Potter and The Goblet of Fire), Profesor Moody memberi saran pada Harry Potter yang hendak menghadapi naga,

"Gunakan kekuatanmu."

"Saya tak punya kekuatan," celetuk Harry.

"Kau punya kekuatan. Pikirkan sekarang, kau paling mahir dalam hal apa?"

Nah, saran dari profesor Moody itu bisa kita gunakan dalam situasi yang serba terbatas ini. Luangkan waktu ini memikirkan ulang dan melihat kembali, kekuatan apa yang kita miliki. Langkah berikutnya, tentukan bagaimana kita dapat mengembangkan kekuatan tersebut.

Mengambil keterampilan, atau sertifikasi baru yang relevan dengan pekerjaan yang kita inginkan kelak akan meningkatkan daya jual kita dan membedakan kita dari pesaing.

Jangan khawatir tentang biaya. Di saat seperti ini, banyak perusahaan, grup, dan organisasi menawarkan pelatihan gratis melalui webinar atau kelas virtual. Cukup bermodalkan pulsa atau kuota internet, serta kemauan dan komitmen yang kuat untuk belajar.

Kesimpulan

Hidup di tengah ketidakpastian memang tidak menyenangkan. Namun, bukan berarti kita harus menyerah dengan keadaan. Mulailah dengan membangun prespektif baru dan menjadikan keterbatasan yang ada sebagai kanvas untuk menciptakan kreativitas.

Bagi kalian yang hendak lulus atau baru lulus di saat pandemi Covid-19, manfaatkan waktu luang dengan sebaik-baiknya. Ambil peluang yang terlihat di depan mata, dan mulailah mengembangkan keterampilan baru sesuai dengan kekuatan yang kita miliki. Dengan begitu, kalian akan memiliki nilai lebih yang bisa menambah daya jual kita.

Seandainya pandemi Covid-19 ini berlalu, hampir pasti perusahaan akan memprioritaskan mereka yang mengambil tindakan positif ketika dihadapkan dengan kesulitan. 

Mengambil kursus online di tengah kekacauan dan ketidakpastian yang disebabkan oleh Covid-19 menunjukkan dorongan pribadi kita, disiplin, motivasi dan kemauan yang kuat untuk belajar.

Percayalah, selalu ada kemudahan di setiap kesulitan. Bukankah indahnya pelangi baru bisa kita lihat usai hujan yang lebat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun