Alih-alih menggunakan bahasa yang santun dan menjernihkan keadaan serta menawarkan solusi, Deddy malah membuat status bullly dan provokatif di laman facebook-nya. Yang sangat disayangkan dan patut dikecam serta harus ada permintaan maaf darinya adalah, Deddy dengan sengaja menambahkan diksi berupa tagar #JatuhkanAnies yang jelas-jelas memprovokasi dan menghina Anies Baswedan.
Itu sebabnya dalam tulisan terdahulu, saya menyoroti ajakan pemerintah dalam tagline "Bersama Lawan Corona". Namun dalam kenyataannya, buzzerRp dan lawan politik Anies terus saja membully. Jadi, tajuk itu pun menjadi paradoks tersendiri: Bersatu Lawan Corona atau Bersatu Jegal Anies?
Jika pemerintah bertekad untuk membasi penyebar hoaks, sudah selayaknya pula pemerintah mengeliminasi, atau dengan meminjam istilah terbaru: me-lockdown para buzzerRp yang selalu membuat gaduh dan menebar kebencian antar anak bangsa.
Bagaimana kita bisa bersatu dan bersama melawan corona sementara mereka terus menerus menyuarakan kebencian mereka terhadap tokoh atau kelompok tertentu?
Ataukah, seperti yang diduga banyak pihak, para buzzerRp itu memang sengaja dipelihara pemerintah, mengingat begitu banyak aduan tentang mereka tapi hingga saat ini belum ada tangan hukum yang mampu menyentuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H