"No matter how big your house is, how recent your car is, or how big your bank account is. Our graves will always be the same size. Stay humble."
Konon, kalimat bijaksana tersebut dikutip dari bintang film Keanu Reeves. Benar atau tidak sumber kutipannya, mari kita renungkan isi dan pesannya saja.
Tak peduli seberapa besar rumah kita, berapa banyak mobil yang kita miliki, atau seberapa banyak uang yang ada di rekening bank, kuburan kita sama ukurannya: 2 x 1 meter. Yah, mungkin berbeda beberapa puluh centimeter saja.
Ukuran Makam Sama, Tapi Harga Bisa Beda
Tapi mas Keanu Reeves lupa, karena meskipun ukuran makam kita sama, harganya bisa berbeda-beda. Ada yang gratis, ada yang harus membayar iuran atau sewa lahan, ada juga yang rela membeli seharga milyaran.
Seperti lahan pemakaman San Diego Hills, Karawang Jawa Barat. Di lokasi pemakaman tempat Ashraf, suami Bunga Citra Lestari ini dimakamkan, jangan harap kita yang masyarakat biasa-biasa saja bisa dimakamkan di pemakaman super mewah ini.
Harga yang dipatok pengembangnya mulai dari 60 jutaan hingga 1 milyaran. Harga juga tergantung lokasi makamnya. Semakin bagus pemandangan dan kontur tanahnya datar, harganya juga semakin mahal.
Padahal - seperti yang dikatakan Keanu Reeves - ukuran makamnya sama, antara 1,5 x 2,6 meter dan 1,1 x 3 meter.
Lalu, mengapa pemakaman mewah seperti itu tetap laku dan diburu banyak orang ternama? Seandainya, karena suatu sebab lahan pemakaman begitu sulit didapatkan, sedikit wajar apabila orang-orang berbondong-bondong memesan lahan karena takut tidak kebagian.
Tapi kan tidak seperti itu keadaannya. Setiap pemerintah daerah pasti sudah menyiapkan lahan pemakaman umum. Bahkan beberapa pengembang perumahan sekarang juga sudah menyiapkan lahan pemakaman untuk warga yang membeli dan menempati perumahan mereka.
Siapa yang Butuh Makam Mewah? Yang Meninggal atau Yang Ditinggalkan?
Inilah yang jadi ganjalan di benak saya selama ini. Sebenarnya, yang butuh pemakaman mewah itu orang yang sudah meninggal atau keluarganya yang masih hidup?
Jawabannya sudah pasti kan? Mana bisa orang yang sudah meninggal merasakan segala fasilitas dan kemewahan yang bisa diberikan siapapun juga.
Jadi, pada dasarnya pemakaman mewah seperti San Diego Hills itu hanya untuk menuruti EGOÂ dari keluarga yang ditinggalkan. Mengutip kata salesnya, fasilitas dan layanan yang disediakan pemakaman mewah itu dibuat untuk mengurangi kesedihan bagi keluarga yang sedang berduka.
Bagaimana bila ada orang yang memesan lahan di pemakaman mewah untuk dirinya sendiri kelak? Kematian itu kan pasti datangnya, mengapa kita tidak mempersiapkannya seawal mungkin..??? Masalah kapan akan di gunakan, biarlah menjadi rahasia Tuhan. Seperti yang dilakukan Bunga Citra Lestari, dia memesan satu tempat di samping makam suami tercintanya.
Sama saja, itu juga untuk menuruti ego dari keluarga yang masih hidup. Orang yang memesan pemakaman mewah untuk dirinya sendiri pada dasarnya hanya ingin keluarganya yang ditinggalkan kelak tidak perlu bersusah payah mencari tempat pemakaman, dan bisa merasakan "kenyamanan" tatkala mereka mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir.
Seandainya kelak BCL meninggal dunia, toh dia tidak bisa merasakan segala fasilitas dan layanan yang dibuat pihak pengembang. Yang mendapat prestise karena dimakamkan di pemakaman mewah juga keluarganya, bukan dia. Begitu pula dengan kita semua.
Bagaimana bila keluarga ingin mengenangnya?
Mengutip tagline "Memorial Park & Funeral Homes"Â yang diusung San Diego Hills, pemakaman mewah hadir bukan hanya sekedar pemakaman, tetapi bagaimana menghadirkan tempat pemakaman yang indah dan nyaman, suatu tempat untuk mengenang orang-orang yang kita sayangi.
Ok, kita memang ingin mengenang orang-orang tercinta yang sudah meninggalkan kita. Terus yang dikenang itu apa? Orangnya apa pemakamannya?
Kalau kita ingin mengenang orang yang kita cintai, sebiasa apapun tempat peristirahatan terakhirnya, mereka selalu hadir di hati. Begitu pula sebaliknya, seindah dan semewah apapun tempat pemakamannya, kalau kita tidak bisa menghadirkan kenangan baik dari orang tercinta yang sudah meninggalkan kita, namanya akan tergerus seiring berlalunya waktu.
Masalah pemakaman, itu memang hak kita masing-masing. Kalau merasa pemakaman umum sudah cukup, itu lebih baik. Kalau punya uang berlebih hingga bisa membeli lahan pemakaman mewah karena "prestise"-nya, ya silahkan saja.
Tapi seandainya saya yang punya uang berlebih itu, lebih baik saya sedekahkan. Karena inilah yang bisa saya bawa sebagai bekal di hari akhir nanti. Sedangkan pemakaman mewahnya? Tidak ada yang abadi di dunia ini. Suatu saat, yang mewah itu pun akan hilang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H