Percaya pada Tuhan, beragama, dan mengakui ada enam agama yang dianut rakyat Indonesia, tapi dirinya sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila menganggap musuh terbesar pancasila itu agama.
Jika prof. Yudian mengambil kasus Ijtima ulama sebagai landasan kesimpulannya, atau mengambil contoh minoritas lain yang ingin melawan pancasila dan memaksakan kehendak sebagai proposisi untuk menarik kesimpulan, maka bukan agama yang jadi musuh pancasila, melainkan radikalisme agama.
Di luar kesalahan logika dan penarikan kesimpulan, penggunaan diksi dalam pernyataan Yudian juga mengandung multitafsir, tapi jelas siapa yang dituju. Siapa minoritas yang ingin melawan Pancasila dan mengklaim sebagai mayoritas?
Karena kalimat tersebut didahului kasus Ijtima ulama untuk menentukan wakil presiden, publik sudah bisa mengambil kesimpulan sendiri kelompok mana yang dimaksud Yudian.
Sebagai Kepala BPIP, Prof. Yudian harusnya bisa membuat pernyataan yang sejuk, yang bisa merangkul semua golongan dan kelompok. Bukankah fungsi utama BPIP itu untuk membina ideologi Pancasila?
Nah, bagaimana bisa membina dan menanamkan nilai pancasila jika sesaat setelah dilantik langsung mengeluarkan pernyataan kontroversial yang berpotensi memecah belah bangsa ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H