Baru saja dilantik, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Indonesia (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi langsung melontarkan pernyataan yang kontroversial. Pernyataan  Kepala BPIP yang masih menjabat sebagai rektor UIN Sunan Kalijaga ini tak hanya gaduh, juga berpotensi menimbulkan perpecahan.
Menurut Yudian, belakangan ada kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Mereka antara lain membuat Ijtima Ulama untuk menentukan calon wakil presiden. Ketika manuvernya kemudian tak seperti yang diharapkan, bahkan cenderung dinafikan oleh politisi yang disokongnya mereka pun kecewa.
"Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan," papar Yudian.
Konsep Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk seperti Indonesia, Yudian melanjutkan, merupakan anugerah terbesar dari Tuhan. Dari sisi sumber dan tujuan, Pancasila itu relijius karena kelima sila yang terkandung di dalamnya dapat ditemukan dengan mudah di dalam kitab suci ke enam agama yang diakui secara konstitusional di republik ini.
"Tapi untuk mewujudkannya kita butuh sekularitas bukan sekularisme. Artinya soal bagaimana aturan mainnya kita sendiri yang harus menentukannya," kata Yudian.
Di luar kontroversinya, pernyataan Yudian tersebut bisa dibilang aneh. Ada kontradiksi antara premis dengan kesimpulan yang diambilnya.
Pada premis mayor, Yudian mengatakan ada minoritas yang ingin melawan Pancasila. Sementara premis minornya Yudian melanjutkan Pancasila merupakan anugerah terbesar Tuhan dan dari sisi sumber serta tujuannya, Pancasila itu relijius karena kelima silanya dapat ditemukan di dalam kitab suci keenam agama yang diakui secara konstitusional.
Tap, mengapa kesimpulannya menjadi "musuh terbesar pancasila itu ya agama?"
Aneh kan? Logikanya, kalau Pancasila itu sudah mengandung nilai relijius, maka agama bukan menjadi musuh.
Apalagi dengan sangat gamblang sila pertama Pancasila menyebutkan asas Ketuhanan Yang Maha Esa. Sementara inti dari agama yang diakui di republik ini adalah percaya adanya Tuhan.
Kalau menuruti kesimpulan yang diambil Prof. Yudian, bahwa agama itu musuh terbesar pancasila, lebih baik sila pertama dihapus saja. Percuma sila ini dicantumkan sebagai dasar negara.