Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

5 Fakta tentang Ganja sebagai Obat dan Efek Sampingnya

4 Februari 2020   11:06 Diperbarui: 4 Februari 2020   11:11 1617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganja sering digunakan dengan cara dihisap seperti merokok tembakau (unsplash.com/Wesley Gibbs)

Dalam jangka panjang, ganja dapat mempengaruhi perkembangan otak. Ketika ganja digunakan mulai usia remaja, bahan kimia psikoaktifnya, yakni tetrahydrocannabinol (THC) dapat mengurangi perhatian, memori, dan fungsi belajar serta mempengaruhi bagaimana otak membangun koneksi antara area yang diperlukan untuk fungsi-fungsi ini.

Efek ganja pada kemampuan ini dapat bertahan lama atau bahkan permanen. Dampaknya tergantung pada banyak faktor dan berbeda untuk setiap orang.

Konsekuensi negatif pada otak ini juga tergantung pada jumlah tetrahydrocannabinol (THC) dalam ganja, seberapa sering digunakan, usia penggunaan pertama, dan apakah zat lain (misalnya, tembakau dan alkohol) digunakan pada waktu yang sama.

Selain pada otak, apalagi efek buruk ganja bagi kesehatan tubuh?

Selain berbahaya bagi otak, efek negatif lain dari penggunaan ganja ditentukan oleh bagaimana ganja itu dikonsumsi. Dalam banyak kasus, ganja digunakan dengan cara dihisap dalam bentuk rokok linting, dihisap melalui pipa (bong), atau dalam selongsong cerutu yang dikosongkan lalu diisi ulang dengan ganja.

Karena penggunaan ganja lebih sering dengan dihisap, ganja dapat merusak paru-paru dan sistem kardiovaskular (misalnya jantung dan pembuluh darah). Seperti halnya tembakau, asap dari ganja mengandung banyak racun, iritasi, dan karsinogen.

Namun, dibandingkan merokok tembakau, merokok ganja dapat menyebabkan risiko lebih besar untuk bronkitis, batuk, dan produksi dahak.

Bagaimana bila ganja dicampurkan dalam makanan atau minuman?

Edibel, atau makanan dan minuman yang dicampur dengan ganja memiliki beberapa risiko berbeda dari merokok ganja, termasuk risiko keracunan yang lebih besar. Dibandingkan asap, makanan atau minuman butuh waktu lebih lama untuk dicerna, dan otomatis butuh waktu lebih lama untuk menghasilkan efek.

Ganja juga kadang dicampur dalam makanan seperti kue kering (unsplash.com/Margo Amala)
Ganja juga kadang dicampur dalam makanan seperti kue kering (unsplash.com/Margo Amala)

Karena itu, orang dapat mengkonsumsi lebih banyak ganja agar dapat merasakan efek lebih cepat. Hal ini bisa menyebabkan orang terdorong untuk mengonsumsi ganja dalam dosis yang sangat tinggi dan menghasilkan efek negatif seperti kecemasan dan paranoia. Dalam kasus yang jarang terjadi, penggunaan ganja dengan dosis tinggi bisa menyebabkan reaksi psikotik yang ekstrem (misalnya delusi, halusinasi, berbicara tidak koheren, dan agitasi).

Apakah ganja dapat menyebabkan kecanduan?

Ya, sekitar 1 dari 10 pengguna ganja akan menjadi kecanduan. Untuk orang yang mulai menggunakan ganja saat berusia di bawah 18 tahun, angka itu naik menjadi 1 banding 6.

4. Penggunaan Ganja Sebagai Obat

Ganja medis (medical cannabis) menggunakan tanaman ganja atau bahan kimia di dalamnya untuk mengobati penyakit atau kondisi fisik tertentu. Ini pada dasarnya produk yang sama dengan ganja rekreasi (ganja untuk kesenangan semata), tetapi diambil untuk keperluan medis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun