Ini sudah diramalkan Thomas Robert Malthus pada 1798 di bukunya An Essay on the Principle of Population. Bahwa pertumbuhan populasi itu cenderung melampaui pertumbuhan persediaan makanan.Â
Seandainya kelak datang suatu masa, ketika kamu punya bermilyar-milyar uang sampai kamu bisa berenang di dalam uang, tapi tak ada makanan yang bisa kamu beli. Maukah kamu mengunyah uangmu?
Makanan itu untuk dimakan, bukan dibuang. Sekali kamu mencolek makanan, maka datang kewajiban padamu untuk menghabiskan makananmu. Aku percaya, kelak makanan itu menuntut tanggung jawab kita.
Pesanlah makanan sesuai ukuran porsimu. Kalau tidak habis, tidak usah malu membungkusnya untuk dimakan lagi nanti. Seandainya masih merasa kenyang, jangan segan menolak tawaran makan dari orang lain. Jangan buang sedekah makanan, tapi berikanlah pada mereka yang membutuhkan.
Mintalah anggota keluarga agar jangan memasak makanan yang berlebihan. Seandainya sudah terlanjur, jangan biarkan menjadi basi. Jika ada yang enggan memakannya, hadiahkanlah kepada orang lain karena masih banyak mulut yang menanti.
Ingat, menurut FAO masih ada 820 juta orang di dunia yang tidak tahu apa yang harus mereka makan hari ini. Jutaan perut kelaparan di luar sana, maka pilihanmu membuang makanan sama dengan menggoreskan luka dihati mereka. Bijaksanalah memperlakukan makanan, sekalipun uangmu berlimpah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H