Ternyata tidak. Yang benar, orang-orang seperti Rangga, Toto atau Fani (Raja dan Ratu Agung Sejagat) adalah orang yang mengidap delusional (kata baku Indonesianya adalah "Waham").
Mengenal Gangguan Delusi
Gangguan delusi (Delusional Disorder), yang sebelumnya disebut gangguan paranoid, adalah jenis penyakit mental serius yang disebut gangguan psikotik (gangguan jiwa). Orang yang memilikinya tidak dapat memberi tahu apa yang nyata dari apa yang ia bayangkan.
Orang yang delusi memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan pada sesuatu yang tidak benar atau berdasarkan kenyataan. Tetapi itu tidak berarti mereka sepenuhnya tidak realistis.
Toto dan Fani misalnya, pasangan raja dan ratu ini bersikap realistis ketika keduanya ditangkap polisi. Keduanya mengaku menyesal sudah "menyebarkan isu" tentang kerajaan Agung Sejagat sehingga membuat kegaduhan.
Orang dengan gangguan delusi sering dapat terus bersosialisasi dengan orang lain. Kehidupan mereka juga berjalan secara normal, terlepas dari subjek khayalan mereka.Â
Perilaku mereka juga tidak aneh sebagaimana perilaku orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) lainnya yang juga memiliki delusi sebagai gejala gangguan jiwa mereka. Â
Jenis Gangguan Delusi
Oleh para ahli, gangguan delusi dibagi menjadi 6 jenis berdasarkan tema utama khayalan mereka.
1. Delusi ErotomanikÂ
Tema utama dari khayalan penderita delusi jenis ini adalah cinta. Orang tersebut percaya seseorang jatuh cinta dengan mereka. Seringkali sosok yang dikhayalkan jatuh cinta ini adalah orang penting atau tokoh terkenal. Pada taraf gangguan yang lebih serius, penderita delusi jenis ini bisa berperilaku menguntit orang yang dalam khayalannya jatuh cinta kepadanya. Â
2. Delusi Grandiose
Orang dengan gangguan delusi grandiose memiliki perasaan harga diri, kekuasaan, pengetahuan dan identitas pribadi yang terlalu tinggi. Mereka percaya bahwa mereka memiliki bakat yang hebat atau sudah membuat penemuan penting.