Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bila Karirmu Mandek, Jadilah Joker

20 Januari 2020   10:15 Diperbarui: 20 Januari 2020   10:12 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bila karirmu mandek, jadilah Joker (gambar ilustrasi diolah dari Canva)

Tahun baru, karir baru, jabatan baru. Seperti itulah pengharapan sebagian besar pekerja di awal tahun 2020.

Sayangnya, hanya karena kita membalik halaman kalender, itu tidak berarti kehidupan kerja kita bisa berubah secara ajaib dalam semalam. Bisa jadi, kita menyambut awal tahun ini di tempat kerja dengan perasaan waswas.

Perusahaan mungkin merelokasi pekerjaan kita ke kota atau wilayah lain yang terpencil. Mungkin pula perusahaan lebih suka menggunakan kecerdasan buatan dan teknologi baru, yang berakibat pada hilangnya pekerjaan.

Rasa waswas itu juga bisa muncul karena karir kita membentur tembok. Terkadang kita merasa setelah bekerja bertahun-tahun, kita memiliki ulasan kinerja yang baik dan berharap ada kenaikan tingkat sesuai dengan jenjang karir yang ada. Tapi, jabatan idaman yang kita inginkan ternyata belum kesampaian juga. 

Atasan kita tidak kemana-mana. Sementara jika ada posisi atas yang lowong, perusahaan lebih suka mempekerjakan orang yang lebih muda dan gajinya lebih murah. Atau, sekalipun kita masih relatif muda, memiliki kemampuan luar biasa, namun kita diabaikan hanya karena tidak memiliki rambut beruban.

Dua Pilihan Bila Karir Kita Mandek

Berada dalam posisi stagnan seperti itu bisa membuat frustasi. Membuat kita merasa gelisah dan sering bertanya apa yang salah dengan pekerjaan atau kepribadian kita di tempat kerja.

Menghadapi situasi seperti ini, pilihannya tinggal dua:

  1. Bertahan di tempat kerja sembari membesarkan hati dengan bersyukur masih bisa kerja dan menerima gaji, atau;
  2. Meninggalkan pekerjaan dan karir yang stagnan itu untuk kemudian mencari peluang dan kesempatan kerja yang lebih baik.

Mana yang terbaik?

Tergantung dari bagaimana sikap dan mental kita menghadapi jalan buntu yang membuat karir kita tidak bisa melaju. Tapi, manapun yang kita pilih, setidaknya pilihan itu bisa menjadikan kita seperti Joker.

Bukan memiliki karakter atau kepribadian seperti Joker, melainkan mengikuti saran dari salah satu kutipannya yang terkenal:

"Sebagian orang ingin melihatmu gagal. Kecewakan mereka."

kutipan Joker (sumber: CNBCIndonesia.com)
kutipan Joker (sumber: CNBCIndonesia.com)

Kalau dipandang dari sudut yang berbeda, kutipan dari Joker ini mengandung makna positif.

Sejak awal, Joker seolah ditakdirkan untuk jadi pecundang. Pemilik nama asli Arthur Fleck ini gagal jadi komedian, dikucilkan tetangga, diremehkan orang penting, milyuner Thomas Wayne yang dalam delusinya adalah ayah kandungnya.

Joker kemudian menjadikan semua itu sebagai cambuk, untuk membuktikan bahwa ia tak hanya sekedar bisa menjadi tokoh penting, namun juga legenda. Meskipun dengan cara yang salah.

Di lingkungan kerja, bisa jadi ada rekan yang merasa tersaingi. Bisa jadi ada kawan di lain departemen yang merasa terancam posisinya. Bisa jadi ada kawan baik yang terprovokasi sehingga melihat kita sebagai batu sandungan yang harus disingkirkan. Mereka semua menginginkan kita gagal.
Kata Joker, "Disappoint them!" Kecewakan mereka dengan membuktikan bahwa kita bisa meretas jalan menuju kesuksesan.

Bagaimana cara mengecewakan mereka dan meraih karir yang diinginkan?

Saat kita merasa punya kemampuan untuk mendapat jabatan idaman, bicaralah dengan atasan kita. Bagi sebagian orang, mungkin mereka merasa malu untuk meminta-minta. Tapi jika kita tidak bicara, kecil kemungkinannya atasan kita bisa melihat potensi yang kita miliki.

Pastikan atasan kita memahami kekuatan yang kita miliki, menghargai gairah profesional kita, dan merasa terdorong untuk mengadvokasi pertumbuhan karir yang kita inginkan. Ini semua hanya bisa terjadi jika kita bicara dengannya.

Seandainya melalui jalur vertikal (jalur kepemimpinan) ini menemui jalan buntu, lakukan gerakan lateral.  Tawarkan keahlian yang kita miliki lintas departemen untuk memperluas pengaruh kita di dalam perusahaan.

Dengan begitu, keberadaan kita bisa terlihat tak hanya di internal departemen. Peluang untuk "dilirik" pimpinan departemen lain menjadi terbuka.

Jika perusahan tidak dapat menawarkan peningkatan karir baik secara vertikal maupun perpindahan posisi lintas departemen, ini saatnya untuk mencari peluang baru. Beranilah mengambil risiko untuk keluar dari zona nyaman di perusahaan yang membuat karir kita jalan di tempat.

Ibaratnya selalu ada ikan lain di laut, hal yang sama berlaku di tempat kerja. Saat kita merasa pekerjaan yang sekarang tidak mendukung perkembangan karir, carilah teluk yang lebih banyak ikannya, carilah padang yang lebih hijau rumputnya.

Berhentilah merenung dan mulailah melafalkan semua sifat baik yang kita miliki. Sebutkan semua alasan mengapa kita istimewa. Buatlah daftar terperinci tentang keterampilan serta pengalaman apa yang bisa kita tawarkan yang ingin dimiliki perusahaan mana pun.

Jadilah Joker dengan mengecewakan orang-orang yang ingin melihat kita gagal. Karena pada dasarnya tidak ada yang namanya KEGAGALAN. Yang ada hanya FEEDBACK atau umpan balik untuk memperlihatkan pada kita, di mana kelemahan yang harus diperbaiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun