Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

2020 Artikel Sepanjang Tahun 2020, Ini Baru Luar Biasa

4 Januari 2020   00:06 Diperbarui: 4 Januari 2020   00:05 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi 2020 artikel (sumber gambar diolah dari Canva)

Ada yang berani menantang diri untuk menulis 2020 artikel sepanjang tahun 2020?

Mungkin tantangan ini terdengar gila, dan kemungkinan kecil ada yang berani dan sukses mencapainya. Supaya lebih jelas, mari kita rinci seperti apa tantangan ini:

2020 artikel selama 1 tahun berarti kita harus menulis setidaknya 5,5 atau kita bulatkan saja menjadi 6 artikel setiap hari. Jika untuk menulis satu artikel butuh waktu sedikitnya satu jam, itu berarti kita harus menyisihkan waktu selama 6 jam setiap hari tanpa istirahat.

Hampir sama dengan kerja orang kantoran bukan? Nah, karena ada yang bilang menulis itu mudah, maka tantangan ini juga seharusnya tidak begitu berat. Apalagi jika artikelnya berupa puisi-puisi pendek yang cuma berisi 70-100 kata.

Bagaimana? Masih bilang susah dan tidak mungkin bisa menulis 2020 artikel sepanjang tahun ini?

Memang berat dan hampir mustahil ada yang berani menerima tantangan ini serta berhasil mencapainya di akhir tahun nanti. Bahkan bagi penulis profesional, full time blogger yang paling berpengalaman, atau wartawan yang terbiasa menulis cepat pun belum tentu sanggup menulis 6 artikel dalam satu hari.

Menyelesaikan Pekerjaan Kecil untuk Mencapai Tujuan yang Besar

Jadi, apa maksud saya melontarkan tantangan ini?

Pelajaran dari tantangan ini adalah kita boleh memiliki mimpi atau tujuan yang besar. Tapi daripada mimpi dan tujuan besar itu tidak akan tercapai, lebih baik kita mengerjakan hal-hal sederhana, yang kecil tapi bisa kita selesaikan dengan baik. Daripada kita hanya bisa menghayalkan hal-hal yang besar, lebih baik ide-ide kecil kita jadikan kenyataan.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran aktif (berinteraksi, berpartisipasi, melakukan sesuatu) lebih efektif daripada pembelajaran pasif (mendengarkan ceramah, membaca). Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Teaching of Psychology, diketahui bahwa siswa menyerap materi lebih menyeluruh dengan tugas menulis lima menit yang tidak dinilai daripada menggunakan waktu lima menit untuk berpikir dan mendengarkan ceramah. Dengan kata lain, penelitian ini menunjukkan proses mengubah ide menjadi kenyataan adalah salah satu cara pembelajaran yang paling aktif.

Sekarang, kita kembali ke tantangan 2020 artikel. Angka 2020 pasti akan menimbulkan beban mental bagi siapapun. Yang ada di pikiran kita adalah angka "ribuan". Sekalipun saya memberi waktu selama satu tahun, tapi jangka waktu ini tidak akan dilihat karena kita sudah merasa grogi terlebih dahulu saat membaca angka ribuan itu. Benar kan?

Nah, bagaimana jika angka 2020 itu kita singkirkan, lalu kita mulai mengerjakan hal-hal sederhana, yang kecil tapi kita senang melakukan pekerjaan tersebut. Mulailah menulis, apapun yang ingin kita tuliskan lalu memublikasikan tulisan itu di media apapun.

Selain mengurangi beban mental dari hal-hal yang perlu kita ingat untuk dilakukan, menyelesaikan pekerjaan kecil, atau proyek mikro kata anak milenial sekarang,  juga dapat memberi kita penghargaan secara emosional. Setiap kali kita menyelesaikan pekerjaan, hal ini menciptakan semacam lingkaran positif yang membuat kita ingin belajar dan melakukan lebih banyak lagi.

ilustrasi (sumber gambar diolah dari Canva)
ilustrasi (sumber gambar diolah dari Canva)

Selain itu, terus-menerus "mengirimkan" pekerjaan kita - mendeklarasikannya selesai dan beralih ke hal berikutnya - dapat mencegah apa yang oleh para psikolog disebut "fiksasi," suatu blok mental yang mencegah kita menemukan wawasan dan pengetahuan berharga. Proyek mikro memungkinkan kita untuk menuai manfaat ini lebih sering. Saat kita membuat sesuatu yang kecil kemudian melepaskannya ke dunia, kita mendapatkan momentum yang mendorong kita untuk melakukannya lagi.

Cara Memunculkan Ide untuk Dieksekusi

Bagaimana caranya memunculkan ide-ide kecil lalu mengeksekusinya menjadi pekerjaan yang nyata?

Mudah kok, yang penting adalah niat kita untuk mengerjakannya. Berikut ini cara memunculkan ide yang sederhana, dan bisa fokus untuk dieksekusi.

Amati, Tiru, Modifikasi

Prinsip yang dikenal baik oleh setiap pelaku usaha, yakni dengan mengamati, meniru dan memodifikasi produk atau karya orang lain. Begitu pula dengan menulis.

Saya tidak menyuruh untuk plagiarisme lho ya. Ada perbedaan penting antara dua hal berikut ini:

  1. Mengolah kembali karya orang lain ke dalam kreasi unik kita sendiri.
  2. Menyalin karya orang lain tanpa memberi mereka penghargaan.

Yang pertama adalah seni; yang kedua adalah plagiarisme.

Cara paling mudah untuk menyelesaikan pekerjaan kecil adalah dengan menyalin karya orang lain, kemudian memberi sentuhan identitas kita sendiri yang khas sehingga bisa tampil berbeda. Sekali lagi, ini bukan jenis plagiarisme.

"Apa yang dipahami oleh seniman yang baik adalah tidak ada yang datang dari mana-mana," tulis Austin Kleon dalam buku Steal Like An Artist. "Semua karya kreatif dibangun berdasarkan apa yang datang sebelumnya. Tidak ada yang benar-benar asli. " Dan menyalin, menurutnya, adalah cara kita belajar.

Jika kita tidak ingin menggunakan karya orang lain sebagai titik awal, kita juga dapat sedikit memodifikasi proyek lama kita sendiri untuk membuat sesuatu yang baru. Saya sendiri sering memodifikasi tulisan lama, lalu menghubungkannya dengan ide-ide yang baru atau tren dan peristiwa terkini. Seperti artikel ini, ada beberapa bagian yang saya ambil dari koleksi artikel-artikel lama (sengaja saya tidak tunjukkan bagian yang mana).

Cobalah membaca ulang tulisan-tulisan lama. Temukan sepotong kode atau titik poin dari tulisan itu, lalu optimalkan menjadi tulisan baru.

Eksekusi Ide-ide yang Muncul dengan Segera

Salah satu kebiasaan buruk yang sering kita lakukan adalah menunda untuk mengeksekusi ide-ide yang kita dapatkan. Kita cenderung ingin menjadikan ide itu sempurna dulu, baru kemudian kita kerjakan.

Begitu pula dalam menulis. Ada banyak penulis pemula yang sering takut menuangkan ide mereka sesegera mungkin karena khawatir dianggap tidak sempurna. Lebih banyak lagi yang baru menulis ketika inspirasi datang menghampiri.

Padahal, tulisan yang baik selalu berawal dari draft yang jelek. Dan inspirasi itu dicari, bukan ditunggu.

"If you wait for inspiration to write; you're not a writer, you're a waiter" -- Dan Poynter.

Lebih jauh lagi, Scott Berkun mengatakan, "Bukan rasa takut menulis yang menghalangi orang, itu adalah rasa takut tidak menulis dengan baik; sesuatu yang sangat berbeda."

Menurut Scott Berkun, ketidakmampuan kita untuk meletakkan kata-kata di halaman itu sebenarnya bukan berasal dari kurangnya kreativitas atau inspirasi, melainkan keengganan bawah sadar untuk menulis apa pun yang tidak sepenuhnya sempurna.

Saya dulu pernah menulis "Tips Menulis ala Iron Man". Tony Stark alias Iron Man adalah tipikal orang yang praktis, tidak mau membuang banyak waktu. Saat ditegur Captain America bahwa mereka perlu rencana, Iron Man menjawab, "I have a plan, attack!"

Dia memang punya rencana, dan rencana tersebut adalah menyerang langsung. Seolah dia khawatir jika terlalu lama menyusun rencana, efek kejut dari rencana tersebut akan hilang dan percuma.

Saya termasuk tipe Iron Man ini. Jika ada sebuah ide untuk menulis, ide tersebut langsung saya tuliskan begitu saja, tidak menunggu waktu lama untuk menyusun kerangka tulisan terlebih dahulu. Khawatirnya, ide/gagasan yang muncul akan hilang.

Banyak penulis-penulis besar yang menyarankan kita untuk segera menuliskan ide-ide yang ada di kepala, tidak peduli seberapa tidak sempurnanya mereka. Dalam panduan menulisnya di buku klasik Bird by Bird, penulis Anne Lamott menjelaskan: "Hampir semua tulisan bagus dimulai dengan upaya pertama yang mengerikan. Anda harus mulai dari suatu tempat. Mulailah dengan mendapatkan sesuatu - apa saja - di atas kertas."

Dua novelis roman percintaan, Jodi Picault dan Danielle Steele juga merekomendasikan taktik yang serupa. Kata Jodi Picault, "You can always edit a bad page. You can't edit a blank page."

Kita dapat mengedit halaman yang buruk. Tapi kita tidak bisa mengedit halaman kosong.

Sementara Danielle Stelle menasehati, "Semakin Anda menghindar dari materi, semakin buruk," katanya. "Kamu lebih baik mendorong dan mengakhiri dengan 30 halaman mati yang bisa kamu perbaiki nanti daripada hanya duduk di sana tanpa apa-apa."

Dari semua nasehat dan kutipan untuk segera mengeksekusi ide, kutipan dari Jacques Barzun saya anggap yang terbaik dan bisa mewakili semuanya:

..."biarlah kalimat yang pertama itu seburuk yang diinginkannya sendiri...."

Dalam hal ini, apa yang dimaksudkan oleh Jacques Barzun adalah kalimat pertama itu tidak perlu sempurna. Seringkali kita membuang waktu hanya karena merasa kalimat pertama itu tidak bagus, salah, kurang tepat dan lainnya sehingga berulangkali kita menulis dan menghapusnya kembali.

Kesimpulan dari tantangan menulis 2020 artikel sepanjang tahun 2020 ini adalah pecahlah tujuan yang besar itu menjadi pekerjaan-pekerjaan kecil dan sederjana yang bisa kita selesaikan dengan baik. Jangan terperangkan dengan "apa yang harus kita lakukan" sehingga membuat kita terlena dan mengabaikan "apa yang bisa kita lakukan".

Kerjakan yang kecil, sebisa mungkin dan wujudkan hal itu menjadi kenyataan. Ini adalah cara tercepat untuk mencapai sesuatu yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun