Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hijrah, Haji, dan Hidup Berkah Bersama Danamon Syariah

19 Desember 2019   11:43 Diperbarui: 19 Desember 2019   11:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merencanakan ibadah haji sejak dini bersama Tabungan Haji Danamon Syariah (dokpri)

Hidup yang Berkah itu seperti apa sih?

Kalau diartikan secara literal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Berkah atau Berkat adalah karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Dengan begitu, hidup yang berkah bisa diartikan sebagai hidup yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.

Terkait dengan pengertian hidup berkah ini, saya jadi ingat dengan tulisan K.H. Nur Ali Ahmad di media sosial beberapa tahun lalu. Menurut beliau, Berkah adalah bertambahnya nilai kebaikan. Berkah itu: "albarokatu tuziidukum fi thoah", berkah itu menambah ketaatan kepada Allah.

Berkah bukanlah cukup dan mencukupi saja, tapi berkah ialah bertambahnya ketaatan kita kepada Allah dengan segala keadaan yang ada, baik berlimpah atau sebaliknya.

Hidup yang berkah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru berkah sebagaimana Nabi Ayyub, sakitnya menambah taatnya kepada Allah. Berkah itu juga tak selalu umur yang panjang, karena ada yang usianya pendek tapi dahsyat ketaatannya seperti sahabat Mushab bin Umair.

Ilmu yang berkah itu bukan yang banyak daftar pustaka dan catatan kakinya, atau tulisan yang dibaca banyak orang. Tapi ilmu yang berkah itu yang bermanfaat bagi masyarakat, agama, bangsa dan negara.  

Penghasilan yang berkah juga bukan gaji yang besar dan selalu naik setiap tahunnya. Tetapi sejauh mana gaji itu bisa jadi jalan rezeki bagi yang lainnya dan semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut.

Hidup Berkah Dimulai dengan Hijrah

Menyimak penjelasan di atas, hidup yang berkah bisa diartikan sebagai hidup yang setiap aktivitas kehidupannya menambah ketaatan kepada Allah. Kehidupan seperti ini hanya bisa diraih jika kita mengawalinya dengan berhijrah.

Secara harfiah, hijrah bisa diartikan berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik untuk alasan tertentu (demi keselamatan, kebaikan dan sebagainya). Secara syariat Islam, Hijrah berarti memulai hidup baru, menanggalkan kebiasaan yang lama dan cara lama menuju kehidupan yang lebih baik supaya lebih dekat dan lebih taat kepada Allah SWT.

Islam tidak hanya mengatur hubungan kita dengan Allah semata (habluminallah), namun islam juga mengatur segala sendi kehidupan kita agar selaras dengan nilai-nilai syariat islam yang kaffah. Termasuk pula dalam soal keuangan, seperti layanan perbankan.

Memulai Hijrah dan Menggapai Hidup Berkah Bersama Danamon Syariah

Prinsip ekonomi syariah, khususnya layanan perbankan syariah  di Indonesia belakangan ini memang semakin tumbuh. Tidak hanya sekedar mengikuti trend, tapi lebih karena adanya tuntutan dan kebutuhan dari masyarakat, terutama umat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia. Dalam ekonomi syariah, ada nilai ketenangan, keberkahan dan ibadah yang menjadi tujuan utama setiap muslim.

Dengan menjalankan prinsip ekonomi syariah, umat Islam juga akan mendapatkan keberkahan dan ketenangan hati. Dalam sistem ekonomi syariah, akad yang dilakukan juga sangat jelas, tidak ada wilayah abu-abu atau yang bersifat gharar (spekulasi).

Begitu pula dengan Produk dan layanan Syariah yang disediakan Bank Danamon. Pengelolaan dana nasabah dilakukan melalui skema Mudharabah (bagi hasil) atau Wadiah (tabungan aman) sesuai dengan prinsip perbankan Syariah.

Dengan menyediakan layanan yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan, Danamon Syariah membantu kita mewujudkan niat suci beribadah seperti Umrah, Haji, Qurban hingga Zakat dalam rangka memulai hijrah dan menggapai hidup yang berkah.

Merencanakan Ibadah Haji Dengan Metode Goals With Intention

Banyak orang yang menyebut keinginan untuk mencapai suatu tujuan itu sebagai resolusi. Termasuk pula di dalamnya adalah resolusi beribadah seperti umrah atau haji. Namun, resolusi jika tidak diiringi dengan niat dan ikhtiar sudah pasti tidak akan bisa menjadi kenyataan.

Karena itu, saya lebih suka menyebut resolusi itu sebagai Goals With Intention, Tujuan dengan Niat. Tujuan itu orientasinya masa depan, sedangkan niat berakar pada masa kini. Karena tujuan ada di masa depan dan pada tingkat tertentu merupakan sebuah abstraksi, mereka lebih merupakan produk dari pikiran.

Niat, yang berakar pada pengalaman langsung kita saat ini, cenderung berasal dari hati. Jadi, mengapa saya harus membatasi diri pada tujuan yang didasarkan pada pikiran atau niat yang berpusat pada hati ketika saya bisa memiliki keduanya?

Tujuan akan memotivasi kita dan dan memberikan makna bagi kehidupan kita. Digabungkan dengan niat, kita akan mendapatkan kebaikan dari kolaborasi pikiran dan hati. Tujuan yang semacam ini tentunya akan dapat kita terapkan dengan sebuah niat dalam keseharian kita.

Ilustrasi mudahnya seperti ini:

Di Indonesia, pelaksanaan ibadah haji pada dasarnya dibagi dua, yakni Haji ONH Plus dan Haij Reguler. Untuk Haji ONH Plus, biayanya lebih besar 3 kali lipat, namun masa tunggunya cuma sebentar.  Terkadang bisa pada tahun itu juga, tergantung kuota haji yang ada. Pelaksanaan ibadah hajinya pun tidak lama, sekitar satu minggu saja.

Sementara untuk Haji Reguler, besarnya ongkos naik haji (ONH) lebih terjangkau, sekitar 35 juta rupiah yang setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Namun masa tunggunya terlalu lama, bisa mencapai belasan tahun tergantung ketersediaan kuota haji di daerah tempat kita mendaftar.

Dengan masa tunggu haji yang begitu lama, ongkos naik haji hingga jadwal keberangkatan tentu akan bertambah besar jumlahnya. Misalnya ongkos naik haji tahun ini adalah 35 juta rupiah, dan kenaikan ongkos haji maksimal 5 juta setiap tahun. Bila masa tunggu haji kita 5 tahun, maka ongkos naik haji pada tahun 2023 sebesar 60 juta rupiah. Kita bisa menghitung sendiri apabila masa tunggu haji itu selama 10 atau 20 tahun.

Di sinilah pentingnya Tujuan dengan Niat itu. Karena sudah diniatkan, apa yang menjadi tujuan kita tentunya harus dilakukan saat itu juga. Tak perlu menunggu momen tertentu.

Tabungan Haji Danamon Membantu Niat Suci Ibadah Kita

Begitu kita berniat untuk bisa melaksanakan ibadah haji, kita langsung berikhtiar untuk menabung. Apalagi bagi yang masih berusia muda. Semakin banyak waktu yang kita miliki, semakin terencana pula keuangan kita untuk berangkat ke tanah suci.

Kemudian, ikhtiar menabung itu kita kembangkan lewat praktik teratur dalam menetapkan niat harian yang penuh perhatian. Caranya bagaimana?

Jika kita bisa menyisihkan uang Rp. 10 ribu setiap hari, selama satu bulan kita bisa menyisihkan uang untuk ditabung sebesar Rp. 300 ribu. Tidak terlalu sulit bukan? Daripada uang Rp. 10 ribu itu habis tanpa ada manfaat, mengapa tidak kita alokasikan pada tabungan haji dengan komitmen yang lebih rutin?

Apalagi jika kita menabung lewat Tabungan Haji Danamon Syariah, kita tidak perlu khawatir potongan biaya administrasinya karena tabungan ini bebas biaya administrasi bulanan.

Ketika proses itu bisa kita lewati setiap harinya, coba bayangkan, setelah beberapa waktu kemudian, kita  sudah mencapai sebuah tujuan yang besar. Yang awalnya hanya menyisihkan uang Rp. 10 ribu setiap hari ternyata bisa naik haji!

Bila tujuan kita ingin pergi haji tanpa harus menunggu waktu terlalu lama, maka komitmen harian harus kita maksimalkan pula. Misalnya kita komitmen menyisihkan Rp. 50 ribu per hari, maka setiap bulannya kita bisa mengalokasikan setoran tabungan sebesar R. 1.5 juta.

Dan untuk mencapai jumlah minimum setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebesar Rp. 25 juta, kita hanya membutuhkan waktu sekitar 16 bulan saja. Saat itu, kita sudah bisa membuka Rekening Tabungan Jamaah Haji (RTJH) Danamon.

Rekening ini memberikan kemudahan bagi kita saat melakukan pendaftaran ibadah Haji melalui pembayaran setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang terkoneksi langsung dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementrian Agama RI. Saat kita sudah membayar setoran awal BPIH tersebut, maka kita akan memperoleh Nomor Porsi. Nomor ini digunakan untuk mengecek masa tunggu dan jadwal keberangkatan haji kita.

Nah, sekarang bisa kita lihat sendiri betapa mudahnya merencanakan niat suci beribadah kita melalui Tabungan Haji Danamon Syariah dengan metode Goals With Intention. Untuk mencapai tujuan bisa beribadah haji, ikhtiar yang kita lakukan harus spesifik, dapat dicapai, dan dapat diukur sehingga bisa direncanakan dengan baik dan meminimalisir kegagalan.

Selain itu, sebuah tujuan dan ikhtiar pun harus punya perencanaan. Sebuah pepatah lama mengatakan, " Jika kamu gagal dalam perencanaan, maka kamu memang merencanakan untuk gagal." 

Dengan kata lain, jika kita gagal dalam merencanakan niat suci beribadah haji, kita memang merencanakan untuk gagal alias tidak berniat untuk beribadah haji. Sesederhana itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun