Tugas mendesak adalah hal-hal yang menuntut kita untuk segera bereaksi. Contohnya seperti yang pernah alami saat jadi sales: Ada klien yang sudah mencapai kesepakatan harga, kita tinggal closing saja. Ini penting dan mendesak untuk segera kita atur jadwal pertemuan dengan klien. Kalau terlalu lama, dikhawatirkan klien tersebut berubah pikiran.
Sedangkan tugas penting adalah hal-hal yang berkontribusi pada misi, nilai, dan tujuan jangka panjang kita. Tugas seperti ini bisa kita jadwalkan nanti, asal jangan sampai lupa.
2. Menjadwalkan Waktu IstirahatÂ
Selain mengelompokkan tugas menurut skala prioritas, yang tak kalah pentingnya adalah menjadwalkan istirahat agar kita bisa mengisi kembali energi yang sudah terpakai.
Ada anggapan bahwa produktif itu bisa bekerja terus menerus. Tentu saja ini salah besar. Tubuh kita selalu mengirim tanda-tanda bahwa ia memerlukan istirahat. Cobalah perhatikan aliran energi yang kita rasakan. Ada kalanya kita merasa kurang fokus dan energi memudar.
Itu merupakan tanda waktu istirahat alami, yang biasanya terjadi setiap 90 menit sampai 120 menit. Ketika lonceng waktu istirahat alami itu berbunyi, ambil jeda sejenak untuk istirahat.
Daripada beralih dari pekerjaan yang fokus ke yang kurang fokus (seperti memeriksa notifikasi perpesanan atau browsing media sosial), lebih baik matikan gadget, luangkan waktu untuk istirahat meskipun hanya sebentar.
Dengan beristirahat, kita bisa memperbarui 4 sumber energi: fisik, mental, emosional, dan spiritual. Contohnya, untuk mengisi kembali energi fisik penulis, ia menutup laptop dan berjalan naik turun tiga hingga empat tangga.Â
Untuk energi emosional, penulis memutar lagu favoritnya dan benar-benar membiarkan dirinya menikmatinya. Untuk energi mental, penulis menutup semua tab chromes dengan tujuan memfokuskan kembali dirinya.
Untuk energi spiritual, penulis menyimpan "jurnal sukacita" dan setiap malam menuliskan setidaknya satu hal yang membuatnya bahagia pada hari tersebut.
Menjadwalkan waktu untuk fokus pada satu pekerjaan yang penting dan mendesak, serta membangkitkan kembali energi juga dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih sabar, mengenal diri sendiri, dan konsisten.
Singkatnya, produktivitas tidak berarti berlomba-lomba mengerjakan banyak tugas dalam satu hari. Sebaliknya, pikirkan kembali tentang produktivitas. Berkonsentrasilah pada pekerjaan utama dan fokuslah untuk memperbarui energi sepanjang hari dengan istirahat.