Panjang 3-4 inchi dianggap sebagai batas yang wajar: tidak terlalu pendek seperti celana pendek biasa, namun masih bisa memperlihatkan detail sepatu yang dikenakan.
Perubahan besar pada pakaian pria ini juga memiliki efek yang tidak terduga pada etiket sepatu. Alih-alih bertelanjang alias tidak mengenakan kaus kaki, kaum pria di luar negeri memilih untuk mengenakan kaus kaki tersembunyi.Â
Maksudnya, panjang kaus kakinya hanya sampai di bawah pergelangan kaki atau kaus kaki balet. Kaum pria di negara-negara Eropa menganggap mengenakan sepatu tanpa kaus kaki adalah sesuatu yang menjijikkan.
Jika celana cingkrang dianggap sebagai mode busana oleh kaum pria fashionista di negara-negara barat, di Indonesia celana cingkrang malah diidentikkan dengan paham radikalisme.Â
Sampai-sampai beredar meme yang menjadi trending topic di dunia maya, "Celana cingkrang radikal, rok mini readycall."Â
Meme dan tagar ini tentu saja menyindir pernyataan pejabat pemerintah yang terlalu mengurusi celana cingkrang dan mengidentikkannya dengan paham radikalisme. Sementara pemakai rok mini dianggap bentuk kebebasan berekspresi.
Sampai Batas Mana Celana Cingkrang Dianggap Radikal?
Dalam buku Father of Lions: How One Man defied ISIS and Saved Mosul Zoo, penulis Louise Callaghan menggambarkan tokoh utamanya Hakam, dicurigai tentara ISIS di kota Mosul karena memakai celana terlalu panjang.Â
Peraturan dari militan ISIS adalah batas bawah celana harus 5 inchi di atas pergelangan kaki karena menganggap Nabi Muhammad SAW juga mengenakan model celana seperti itu.
Sampai sekarang tidak ada yang tahu, seberapa panjang sebuah celana dianggap cingkrang, atau seperti apa definisi celana cingkrang yang radikal.Â
Apakah jika potongannya 3 inchi di atas mata kaki sudah dianggap cingkrang tapi wajar? Atau jika lebih dari itu dianggap cingkrang dan radikal?
Yang jelas, mengaitkan panjang pendeknya celana dengan paham radikal adalah pemikiran yang gagal paham.